Alhamdulilah, akhirnya perjuangan untuk hamil berbuah juga. Maklum sebelumnya saya suspect PCOS, namun akhirnya saya bisa juga mendapatkan 2 garis merah pada test pack. Senengnya bukan main. Dan pada trisemester pertama, seperti halnya bumil pada umumnya, saya juga terserang sindrom mual muntah juga. Badan juga rasanya lemas, nggak nafsu makan. Alhasil, 2 bulanan terakhir saya tidak meng-update blog. Selain itu saat bulan Ramadan kemarin saya juga puasa full dan punya kegiatan khusus di rumah, yaitu bikin kue hehehehe…Jadi bayangin aja, saat hamil, dari pagi sampai siang bikin kue, sorenya masak dan malamnya tarawih. Aiih….untuk menyentuh laptop, apalagi memeras otak untuk menulis rasanya nggak ada mood sama sekali *ngeles* :P.
Dipostingan sebelumnya, saya sudah cerita kalau saya ini suspect PCOS. Selain tahu keadaan sel telur saya yang belum normal, saya tentunya juga ingin tahu kondisi kesehatan alat reproduksi saya yang lainnya. Apakah selain sel telur yang tidak normal, ada masalah lain yang menyebabkan saya belum hamil juga. Salah satu pemeriksaan yang saya lakukan yaitu mengecek apakah ada sumbatan di saluran telur atau tidak melalui HSG (Histerosalpingografi).
Sebenarnya sudah dari dulu ingin HSG, hanya saja selain terkendala biaya saya juga perlu waktu untuk mempersiapkan mental. Kenapa? karena saya takut jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Sehingga saya menundanya, meskipun sebenarnya dokter Sp.OG saya juga belum meminta saya untuk tes HSG. Namun daripada saya penasaran, akhirnya saat terakhir konsul ke dokter beberapa waktu lalu, saya memberanikan diri untuk minta HSG. Supaya jika memang ada masalah akan lebih baik tahu lebih awal dan bisa segera di obati. Saya kemudian diberi surat rujukan untuk HSG di RSIA Gunung Sawo yang dokternya perempuan.
Perempuan mana sih yang nggak mau hamil? Dijamin hampir semua perempuan ingin bisa hamil dan memiliki anak ketika mereka sudah menikah. Termasuk juga saya. Yup, satu tahun lebih menikah, kami belum dikaruniai buah hati. Bukan karena kami ingin menunda, namun karena saya ternyata suspect PCOS (Polycystic Ovary Syndrom). Itu baru saya ketahui tahun lalu, beberapa bulan setelah kami menikah. Saya yang memang sudah curiga dengan mens saya yang tidak teratur, akhirnya memberanikan diri periksa ke dokter. Sampai akhirnya saya dinyatakan suspect PCOS.
Apa itu PCOS? silahkan bisa di gooling sendiri. Pada intinya bisa dikatakan, PCOS menjadi salah satu penyebab infertilitas/sulit hamil. Umumnya penderita PCOS memiliki sel telur yang banyak namun kecil-kecil dan tidak memenuhi ukuran minimal untuk dibuahi. Penyebabnya apa? Sepertinya belum diketahui penyebab pastinya, namun terdapat banyak faktor risiko yang menyebabkan seseorang menderita PCOS. Mulai dari hormon
Kalian pernah ngrasain yang namanya di tolak? Iya, ditolak alias nggak diterima. Gimana rasanya? biasa aja, sakit hati, atau malah senang? Ya…mungkin beraneka macam dah itu rasa campur aduk, apalagi kalau itu adalah penolakan pertama kali. Wah…pasti hari rasanya seperti hancur berkeping-keping atau bahkan ada yang pengin bunuh diri? *lebay* -___-“. Nah, dan sepertinya hari ini adalah giliran saya untuk merasakan (lagi) rasa itu *eh . Yup, hari ini saya baru saja di TOLAK….iya, beneran, suer deh. Kalian pasti kaget kan? Kalau nggak percaya, tanya saja sama teman saya. Saya nggak bohong kok. Saya hari ini, tepatnya siang tadi baru saja ditolak, DITOLAK saudara-saudara. Dan salah satu alasan penolakan yang bikin saya shock adalah karena
Dipostingan sebelumnya, aku sudah kasih sedikit gambaran tentang stroke. Nah, dipostingan kali ini aku kasih beberapa tips untuk mencegah stroke neh. Kalau ngomongin soal stroke, bagi sebagian orang mungkin ada yang beranggapan bahwa penyakit ini hanya menyerang para manula, tapi ternyata itu salah loh! Stroke kini telah menjadi satu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Stroke adalah pembunuh yang dapat mengintai siapapun saat lengah. Bahkan jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia produktif. Jadi waspadalah….waspadalah…*serius loh ini!*
Dan biar bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? Jadi, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan yaitu dengan menghindari faktor risiko penyebab stroke. Adapun caranya dengan membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke. Cekidoott :