Parenting

Di era digital saat ini, akses internet sudah menjadi hal yang nggak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahkan mungkin bisa dibilang sudah menjadi kebutuhan primer. Setuju? Namun, perlu dicatat juga nih kalau hal tersebut nggak selalu bernilai positif bagi semua orang.

Ya, meski internet menyediakan berbagai informasi, namun ketersediaan informasi tersebut nggak selalu positif untuk semua kelompok usia, di antaranya yaitu anak-anak. Pasalnya, mereka masih dalam tahap perkembangan sangat rentan terpapar oleh konten negatif seperti pornografi. Karea itulah, sebagai orang tua atau orang dewasa, penting sekali untuk memahami risiko konten pornografi pada anak dan cara menghadapinya.

Read more

Sebagai ibu muda atau ibu yang baru pertama kali memiliki anak, biasanya akan kalap saat memilih pakaian bayi. Ya memang sih, karena baru pertama kali, wajar kalau jadi antusias ketika memilih pakaian bayi. Bebas saja kok kalau ibu mau memilihkan baju bayi untuk anaknya.

Tapi sebaiknya perhatikan saat memberikan baju untuk bayi baru lahir. Setidaknya hingga beberapa bulan pertama di usianya supaya dia lebih nyaman. Nggak merasa kedinginan atau kepanasan. Jadi, sebagai ibu harus punya kepekaan. Perhatikan kondisi cuaca, apakah musim hujan atau musim panas.

Read more

Perkembangan teknologi dan kehadiran gadget dengan berbagai kecanggihannya seringkali memang menjadi ancaman bagi orangtua karena takut anak-anak kecanduan. Pasalnya, anak-anak yang sudah kecanduan gadget bisa memicu beberapa efek buruk, sehingga sulit untuk melepaskannya.

Sebagai orang tua, saya pun sadar betul akan hal tersebut. Namun untuk no screen time sama sekali merupakan hal yang mustahil bagi saya. Untuk itulah, saya pun sebisa mungkin mengontrol screen time anak-anak agar nggak berlebihan.

Dengan membatasi screen time anak-anak, saya berusaha supaya mereka nggak kecanduan main gadget yang berlebihan. Baik itu menggunakan laptop atau hape untuk nonton ataupun main games. Apalagi anak-anak saya baru berusia 6 tahun dan 3 tahun, di mana masih dalam masa pertumbuhan. Alhasil, nggak jarang juga nih kalau mereka sudah terlalu lama main gadget dan nggak mau berhenti, saya mulai bertanduk deh.

Meski memiliki sisi negatif, bukan berarti gadget nggak memiliki sisi positif. Jika bisa mengarahkan dengan baik, saya sih percaya kalau gadget pun bisa memberikan dampak positif. Karena itulah saya pun mencoba supaya di saat anak sedang screen time, dia nggak hanya sekadar nonton atau main game yang unfaedah.

Read more

Punya anak yang aktif? Siapa sih yang nggak mau? Sepertinya semua orang tua tentunya menginginkan anaknya aktif. Termasuk saya sendiri. Eits, tentunya aktif yang saya maksud adalah aktif sehat dan positif ya. Alhamdulillah pula, saya kini memiliki anak yang aktif. Bahkan saking aktifnya sampai kadang bikin saya kewalahan. Gimana nggak kewalahan coba, energi anak saya meski masih bayi sepertinya nggak ada habisnya. Sudah bermain seharian, tapi malamnya masih aktif saja, seperti nggak berasa capek. Alhasil, dia pun sering kali tidur tengah malam.

Kini seiring dengan bertambahnya usia, rasa ingin tahunya pun semakin besar. Dia pun semakin aktif. Kelakuannya pun semakin banyak, sampai kadang bikin saya sebagai ibunya mengelus dada. Mulai dari melompat-lompat di tempat tidur, memanjat teralis besi di jendela kamar, masuk ke kulkas, hingga mencorat-coret lantai dan tembok dengan spidol. Meski bukan hal yang mudah, namun sebagai orangtua saya mencoba untuk memahaminya. Namanya juga anak-anak yang lagi kepo-keponya sama dunia disekitarnya.

Read more

Hari ini, tanggal 20 Oktober 2018 adiknya Kenzie genap berumur 2 bulan. Bayi berjenis kelamin laki-laki yang kami beri nama Faruq tersebut alhamdulilah lahir dengan selamat tepatnya pada hari Senin, 20 Agustus 2018 lalu. Lahir pukul 19.11 WIB, saya nggak menyangka kalau adiknya Kenzie bakal lahir lebih cepat dari perkiraan. Kenapa? Pasalnya HPL-nya tanggal 25 Agustus. Sebenarnya saya sendiri galau juga, antara pengin cepat lahir dan antara nanti-nanti saja. Why?

Saya pengin si kecil pengin cepat lahir karena rasanya sudah nggak karuan. Badan saya nggak enak buat aktivitas. Nggak bebas gerak, apalagi kalau yang berhubungan dengan posisi rebahan. Cuma buat geser perut saja sakit euy. Perut dan daerah miss V juga terasa nyeri, kayak njarem gitu. Tenggorokan mulai nggak enak dan tanda-tanda seperti mau radang. Takutnya kalau sampai kena batuk pilek kan bahaya. Bisa-bisa nggak bisa lahiran normal.

Selain itu, alasan lainnya adalah takut kalau BBJ bakalan naik lagi. Pasalnya, oleh dokter BBJ diperkirakan sekitar 3,6 kg. Padahal, melihat riwayat pesalinan sebelumnya yang di vacum, BBJ nggak boleh lebih besar dari si kakak. Karena bisa-bisa di vacum lagi. Apalagi saya tingginya nggak nyampai 155, jadi takutnya kalau kegedean nggak bisa lewat panggul tuh bayi. That’s why, saya pengin adiknya Kenzie segera lahir saja.

Read more