Desperate Daughter, Am I?

“Apa kabarnya? Gimana sudah dapat kerjaan belum? Jangan lupa solat, kalau bisa tiap malam bangun tahajud. Sempetin juga baca Qur’annya meski cuma beberapa ayat”. 

Begitulah kira-kira isi pesan dari Bapak sebelum akhirnya beliau (kembali) menelpon saya. Bukan sekali dua kali saya mendapatkan pesan seperti itu dari Bapak, namun sudah berkali-kali, tak terhitung banyaknya sejak saya wisuda sekitar 5 bulan lalu. Selain bertanya kabar, pertanyaan (wajib) selanjutnya adalah tentang kehidupan karir anaknya ini. Kalau sudah begitu, saya seringkali lebih banyak hanya meminta do’a restu dari beliau. Mohon di do’akan agar anak tertuanya ini segera mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Ah…padahal tanpa diminta pun, kau  selalu menyebut anakmu dalam setiap do’a-do’amu. Acap kali setiap mendengar suara Bapak  diujung telepon, saya hanya bisa bergumam sedih dalam hati,

Maafkan anakmu ini Pak, belum bisa membahagiakanmu. 

Maafkan anakmu ini Pak, karena seharusnya sekarang sudah bisa menggantikan posisimu menjadi tulang punggung keluarga.

Maafkan anakmu ini Pak, belum bisa menjadi anak yang berbakti.

Jangan tanya sama saya, sudah berapa banyak lamaran pekerjaan yang saya kirimkan. Apakah saya yang terlalu pilih-pilih pekerjaan? Ya…saya memang pilih-pilih pekerjaan, namun masih dalam batas wajar. Pantangan terbesar saya cuma ada dua saja kok. Pertama, saya nggak mau pekerjaan bidang sales/marketing karena saya ini nggak pandai jualan.

Read more

Obat Stress Paling Mujarab

Wah, sudah hampir sebulan ini blog saya belom di kasih makan. Jujur, saya sebenarnya lagi nggak mood buat nulis. Nggak tahu kenapa neh. Sebenarnya sempat terlintas beberapa ide buat materi tulisan, namun idenya datang di saat-saat kurang tepat. Alhasil begitu sudah di depan si Dellfan, mood menghilang dan ide pun menguap. Jadi malu sendiri, soalnya di tulisan sebelumnya di sini saya sempat nulis tentang sang artis yang meski sibuk namun setiap harinya berhasil menghasilkan satu tulisan untuk di posting di blognya. Sedangkan saya?? Hmm…artis bukan, job seeker iya. Hadeehh, saya malu sodara-sodara *tutupin muka*.

Makanya neh, saya kuat-kuatin niat deh buat ngasih makan blog saya ini. Merelakan jeda waktu sebentar buat ngetik di pagi hari usai sahur dan solat tentunya.

Emangnya mau ngomong apaan sih?
Saya sebenarnya cuma mau cerita aja, kalau minggu kemarin saya habis buka bareng sama teman-teman saya. Biasa banget ya? nggak ada yang spesial ya? Jadi, situ nggak mau nerusin baca tulisan saya yang nggak mutu ini? Aiihh….ya sudahlah, kalau memang nggak mau nerusin baca *berharap ada yang masih mau baca* *mlipir pojokan, nulis lagi*.

Begini ceritanya, semuanya sebenarnya berawal dari

Read more

Terkecuali Kamu

Habis baca tulisan curhat seorang teman dari lapak sebelah. Yang menarik bagi saya, disitu dia menuliskan perkataan temannya. Temannya teman saya itu bilang :

 “Sadar atau tidak semakin bertambah usia, teman-teman yang dulunya banyak ada di sekeliling kita, saat ini mulai berkurang, tinggallah teman yang memang benar teman ada di samping kita, karena semua sudah memiliki kepentingannya tersendiri, maka semakin memecah belah berdasarkan kepentingannya masing-masing”.

Seperti halnya teman saya itu, saya pun juga sepakat atas apa yang di katakan temannya teman saya itu, karena saya juga menyadarinya akhir-akhir ini. Entah kenapa, beberapa hari terakhir ini saya sedang merasa jenuh dan bosan saja. Saya merasa kehidupan saya terasa monoton. Setiap hari saya hanya berkutat dengan aktifitas yang itu-itu saja. Dimulai dari bangun tidur, lalu berurusan dengan segala hal tentang tetek bengek kehidupan kos. Menjelang siang mandi, lalu habis solat duhur langsung berangkat ke studio dan malam baru pulang. Sampai di kosan capek dan langsung tidur. Itu semuanya terjadi mulai dari Senin-Sabtu. Minggu? Saya lebih sering bermalas-malasan di kos saja, nonton TV, internetan atau tidur.

Setiap harinya, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang sama. Dengan rekan-rekan di studio yang hanya itu-itu saja dan beberapa teman kosan. Kok beberapa? Iya, karena meskipun ada 13 orang penghuni kosan, saya belum tentu bisa ketemu mereka semua setiap hari. Anggap saja alasannya karena

Read more

Don’t Watch This

Nggak sengaja tadi akhirnya nemu video ini dan setelah bertahun-tahun akhirnya tahu juga ni judul video clip.  Pertama kali lihat pas zaman masih lugu dan imut-imut (tapi sekarang masih imut-imut juga kok :P) sekitar 6 tahun lalu. Setiap kali liat ni video bikin saya sedih dan nggak jarang bikin saya mewek. Konon katanya, video ini …

Read more