Kosku Istanaku

Aiihh…sudah lama nggak ngasih makan sama rumah ini. Kemarin mampir sebentar cuma buat ngasih cemilan doang *bersihin sarang laba-laba di pojokan dan mulai nyapu*. Entah kenapa beberapa bulan terakhir saya lagi malas dan nggak mood buat nulis. Lagi banyak kerjaan yang harus dikerjakan *sok sibuk pdahal juga entah apa yang dikerjakan >.<“*.  Hmmm….sebenarnya bukan sok sibuk tapi karena saya ini termasuk orang yang gampang-gampang susah buat mengumpulkan mood nulis. Mood saya nggak mau datang di sembarang tempat *ceileh*.  Dan buat saya, tempat paling nyaman nulis ya di kos. Di kamar saya yang sempit yang ukurannya cuma 2,2 x 2,2 meter *busyet, sempit amat yak? * Biar sempit gitu, kamar saya adalah tempat ternyaman. Kamar kos saya adalah istana saya. Dunia di mana sayalah yang menjadi penguasa.  Di kamar itu pula ide-ide saya lebih sering muncul. Apalagi kalau jaringan internet yang berasal dari modem zadul saya mengalir lancar, wah…buat saya itu adalah surga dunia terkecil.  Lebay ya? hehehe….biarin aja ya…ini kan rumah saya, bebas dong mau ngapain aja hihihii 😛

Nah, ngomongin soal tempat tinggal, kos saya merupakan rumah ke-2 bagi saya. Sebagaimana layaknya fungsi rumah, kos saya merupakan tempat saya kembali setelah berjibaku dengan segala rutinitas  saya di luar.  Tempat saya melepas lelah dan letih serta segala kepenatan.  Mungkin kos saya bukanlah rumah atau tempat yang paling bagus ataupun mewah. Namun buat saya kos saya adalah rumah ternyaman setelah rumah orang tua saya tentunya.

Terletak di lantai 2, bagian yang paling saya suka dari kamar saya adalah jendela kamar saya. Yup, soalnya kamar saya merupakan salah satu kamar paling strategis (versi saya). Alasannya??? Karena kamar saya punya jendela yang menghadap keluar, sehingga saya bisa memandang hujan dari tempat tidur saya yang berada di samping jendela. Buat saya, itu adalah anugrah tersendiri. 

Alasan lainnya kenapa saya nyaman dengan kos saya sekarang adalah, karena fasilitas kos yang lengkap. Antara lain:

  1.  Mau nonton TV? tersedia TV zadul yang besarnya entah berapa inc, yang meskipun sering “sakit-sakitan” masih lumayan lah buat hiburan. Kalau nggak ya nonton di kamar teman kos yang bawa TV sendiri.
  2. Ada dapurnya. Ini jadi salah satu hal terpenting neh, karena jadi penolong di saat kantong sedang sekarat hehehe…Ada juga lemari esnya. Jadi bisa buat nyimpan makanan dan minuman yang butuh pendingin. Dan karena hampir kami semua lebih suka memasak sendiri *menghemat gitu loh* kulkaspun jadi penuh terisi belanjaan kami semuanya.
  3. Jauh dari kebisingan. Yup, dengan letak kos yang strategis di tengah kota, alhamdulillah dari kosan nggak terdengar suara bising kendaraan. Padahal jarang ke jalan raya dari gang sekitar 100 meteran.
  4. Nggak ada jam malam. Yihiiii….ini dia neh yang paling favorit. Nggak ada jam malam karena kebetulan kos saya misah dari ibu kos yang rumahnya di belakang kos. Kami pun punya kunci pintu kos masing-masing. Jadi kalau mau pulang jam berapapun nggak masalah hehehe….bukan karena saya senang bisa sering pulang malam *tapi emang iya sih 😛* tapi nggak enak aja gitu, kalau kita lagi pergi ada urusan trus kepikiran harus diburu-buru cepat pulang hanya karena takut ga bisa masuk kos *pernah ngalamin dan nggak enak*. Tapi itu pun tentu dengan catatan nggak bawa motor. Kenapa? karena garasi motornya ngikut garasi motor kos cowok yang gabung sama rumah ibu kos dan garasinya di tutup jam 12 malam. Jadi kalau mau pulang di atas jam 12 malam ya jangan bawa motor, atau risiko motor hilang karena nggak masuk garasi.
  5. Harga yang terjangkau. Dengan letak kos dan fasilitas yang terbilang lengkap, saya bilang kosan saya masih dalam hitungan murah jika dibandingkan dengan kos lainnya. Maklum saja kalau daerah tempat saya kos mahal, karena selain strategis di tengah kota, kebanyakan yang kos adalah anak-anak kedokteran.
  6. Teman kos yang menyenangkan. Nah, faktor ini juga nggak kalah penting. Mau sebagus apapun itu kosan, tapi kalau penghuni lainnya menyebalkan ya nggak bakalan betah dan nyaman. Selayaknya rumah, kalau sudah nggak nyaman sama penghuni yang lainnya ya kita nggak nyaman juga kan berada di rumah. Jadinya ya itu bukan lagi jadi rumah, melainkan hanya sebagai tempat tinggal saja. Lima tahun, saya pun menjadi penghuni terlama di kos saya. Mengalami pergantian penghuni kos (yang dalam versi saya) selama 3 generasi…Eh, asal tahu aja, penghuni kos saya biasanya menetap dalam hitungan tahun. Jarang banget yang pindah dalam hitungan bulan. Dan biasanya mereka pun pindah karena pindah ke luar kota, bukan pindah ke kos lain.
Kalau yang ini salah satu kamar idaman saya 😀

Nah, gimana menurut kalian? Jadi wajar saja kalau saya betah betah di kos tersebut dan bisa bertahan di situ hingga 5 tahun lebih. *beuhh…lama yak?* hehe…Kos saya sekarang merupakan kos ke-2 yang saya tinggali sejak tahun ke-2 kuliah.  Meskipun kamarnya kecil, saya nyaman. Kamar yang luas bukan prioritas, karena saat kuliah kegiatan saya lebih sering di luar. Ikut organisasi kampus ini dan itu…Ibaratnya, kos cuma buat numpang tidur doang, malah kadang nginepnya di UKM hehehe…Eh tapi biar kamar kecil gitu, kamar saya sering jadi tempat “penampungan” buat teman-teman saya loh. Beneran deh nggak bohong, apalagi teman-teman saya yang dari luar kota, kalau ke Semarang ya nginepnya di tempat saya. Jadi, asal dia perempuan normal silahkan kalau ada yang mau menginap di tempat saya. Gratis dan syaratnya cuma satu, mau tidur empet-empetansama saya 😛

Eh, tapi btw eniwe….kok saya malah cerita tentang kosan saya ya? Padahal tadinya mau cerita yang lain, kok malah ngelantur cerita tentang kamar kos dan nyambung pe kosan yak? Hadeeehh….maapkeun saya yang sudah lost focus huhuhu…mungkin ini akibat saya yang lagi kangen sama rumah saya di kampung karena untuk ke sekian kalinya kemarin saya nggak bisa lebaran haji di rumah sama keluarga 🙁 . Ya sudahlah kalau begitu, apa mau dikata, beginilah nasib anak rantau. Jadi, inti dari postingan saya kali ini adalah, bersyukurlah buat kalian yang masih bisa mudik dan masih bisa menikmati hari-hari bersama keluarga tercinta. Di luar sana masih banyak orang yang sangat ingin melakukannya namun sangat susah untuk mewujudkannya…. Sohappy Wednesday ya… ^_^

Allaely Hardhiani

Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!

11 pemikiran pada “Kosku Istanaku”

Tinggalkan komentar