Tentu kalian sudah lihat dong tema Google doodle, hari ini? Seorang ayah yang lagi asyik bermain mengendarai pesawat terbang mainan bersama kedua anaknya. Tahu kenapa? Apalagi kalau bukan karena hari ini adalah hari Ayah nasional. Yup, today is Father’s Day. Tapi kalau ada yang belum tahu bisa dimaklumi kok, karena perayaan hari Ayah di Indonesia memang belum populer. Wajar saja, karena perayaannya saja baru dimulai 8 tahun lalu tepatnya tahun 2006. 
Celoteh
When Studying Abroad Looks Fun

Punya keluarga, teman atau kenalan yang sedang study abroad?. Mereka selalu upload dan posting foto-foto selama di negeri orang. Siapa sih yang nggak ngiri?. Bukankah terlihat menyenangkan melihat mereka bisa jalan-jalan kesana kemari. Berada di tempat-tempat yang mungkin hanya bisa kita bayangkan bisa menjamahnya. Bertemu dan berkumpul dengan orang-orang baru. dan merasakan berbagai pengalaman baru. Tapi percayalah, dibalik semua foto-foto tersebut ada stres dan duka yang tersembunyi. Itu menurut pengakuan salah seorang teman yang sedang study abroad di salah satu postingannya di FB.
Yup,menurut teman saya yang sekarang sedang merantau di negeri Paman Sam tersebut, dibalik semua foto-foto yang (terlihat) menyenangkan tersebut, ada stress yang tak terlihat.
Selektif Memilih Informasi
Tinggal menghitung hari untuk pemilu dan perseteruan kedua kubu pendukung capres sepertinya kian memanas. Pagi tadi seusai subuhan, saya sama suami baca-baca berita tentang pemilu di Internet. Dari berita-berita tersebut, yang kami sayangkan banyak orang atau tokoh yang memilih capres No.1 dan No.2 hanya berdasarkan atas isu atau wacana tertentu. Yang namanya isu dan wacana kan sesuatu yang nggak jelas pasti tidaknya, hanya kasak-kusuk. Anehnya ketika mereka menyatakan tidak memilih salah satu capres tertentu dengan menggunakan kata “katanya”. Nah loh, berarti sebenarnya mereka nggak yakin dong dengan apa yang mereka katakan.
Banyak isu negatif dan black campaign yang disebarkan atas kubu lawan demi meraih simpatisan. Internet pun menjadi media paling mudah untuk menyebarkannya. Hal ini kemudian membuat banyak muncuk “situs-situs berita” dadakan yang pro dan kontra terhadap salah satu capres. Alhasil banyak juga yang terpancing emosinya dan saling serang komentar. Sayangnya, nggak sedikit para pengguna internet yang akhirnya menelan mentah-mentah informasi yang di dapatkannya tanpa cek ricek terlebih dahulu kebenaran berita tersebut. Hal ini tidak berlaku hanya untuk informasi terkait capres saja tapi juga informasi dan berita lainnya. Jadi, alangkah baiknya jika kita tidak langsung percaya begitu saja terhadap suatu pemberitaan tertentu.
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebenaran berita
Hampir Kena Tipu

Beberapa hari lalu saya hampir saja kena tipu. Begini ceritanya, selagi saya lagi asyik lihat-lihat barang di toko, suami tiba-tiba telp dan minta mengirimkan no.rekening bank saya. Suami bilang mau ditransfer uang sama prof XXX yang merupakan salah satu pejabat di kampus dan saya nanti di suruh segera ngecek ke ATM apakah uangnya sudah masuk apa belum. Lantas saya bilang kalau cuma buat ngecek dana sudah masuk atau belum nggak perlu ke ATM, karena bisa di cek lewat hape. Setelah mengirim no.rekening, nggak berapa lama kemudian suami telp lagi dan pada intinya saya disuruh menghubungi no.prof XXX tersebut dan bilang kalo saya istrinya, karena katanya harus pakai kode-kode apa gitu, jadi saya disuruh ngomong langsung sama si prof. Agak bingung juga sebenarnya pada waktu itu, tapi saya ikuti saja perkataan suami.
Setelah saya sms no.telp yang dikirim suami, nggak berapa lama kemudian saya di telp. Tanpa basa basi si penelpon tanya apakah saya sudah di ATM apa belum, selain itu dia juga tanya saldo di ATM. Saya yang belum ngeh meski agak merasa aneh, iya-iya aja. Saya bilang kalau saldo saya hanya beberapa ratus ribu saja. Lantas si penipu meminta no.rekening yang lain dan saya pun iyain serta menyuruh saya segera ke ATM terdekat tanpa mematikan telp karena katanya pembicaraan di rekam untuk pertanggungjawaban. Saya sebenarnya agak kesal, karena saya belum selesai belanja. Tapi akhirnya saya keluar toko juga dan untungnya di dekat situ ada ATM *kok untung sih??*.
Singkat cerita, saya di ATM di
Looking for your “Ibu Peri”
Nah, kalau di postingan terakhir saya yang mencari “Ibu peri “. Postingan saya kali ini semoga bisa membantu teman-teman yang lagi nyari “Ibu perinya”. Hmm…jujur saja, saya sudah 6 bulan lebih ga update blog. Kalau mau minta alasan, pasti teman-teman sudah tahu dong…apalagi kalau bukan menyibukkan diri (baca: malas) hehe…Eh, tp ada benernya sih, pas nulis postingan sebelumnya itu saya pas lagi ribet-ribetnya mengurus persiapan pernikahan saya. Pasca menikah saya sibuk jadi ibu rumah tangga hehehe…*tsaaahh.

Ini foto tanpa editan loh. Gimana? cantik kan? *maksa 😀
Sebenarnya saya sudah berniat untuk menulis kelanjutan persiapan pernikahan saya dari dulu, tapi baru mood buat nulis lagi setelah terdorong *halah* dari beberapa komen yang bertanya…dan sepertinya review saya tentang perias pengantin yang saya pakai dapat berguna bagi capeng lainnya. Selain itu bulan ini kebetulan beberapa teman saya menikah dan beberapa yang lainnya sedang mempersiapkan pernikahannya. Jadinya greget gitu pengin berbagi saran dan masukan buat capeng lain.
Kalau ngomongin soal perias manten, akhirnya setelah dengan berbagai pertimbangan saya memakai jasa dari