Beberapa hari lalu saya hampir saja kena tipu. Begini ceritanya, selagi saya lagi asyik lihat-lihat barang di toko, suami tiba-tiba telp dan minta mengirimkan no.rekening bank saya. Suami bilang mau ditransfer uang sama prof XXX yang merupakan salah satu pejabat di kampus dan saya nanti di suruh segera ngecek ke ATM apakah uangnya sudah masuk apa belum. Lantas saya bilang kalau cuma buat ngecek dana sudah masuk atau belum nggak perlu ke ATM, karena bisa di cek lewat hape. Setelah mengirim no.rekening, nggak berapa lama kemudian suami telp lagi dan pada intinya saya disuruh menghubungi no.prof XXX tersebut dan bilang kalo saya istrinya, karena katanya harus pakai kode-kode apa gitu, jadi saya disuruh ngomong langsung sama si prof. Agak bingung juga sebenarnya pada waktu itu, tapi saya ikuti saja perkataan suami.
Setelah saya sms no.telp yang dikirim suami, nggak berapa lama kemudian saya di telp. Tanpa basa basi si penelpon tanya apakah saya sudah di ATM apa belum, selain itu dia juga tanya saldo di ATM. Saya yang belum ngeh meski agak merasa aneh, iya-iya aja. Saya bilang kalau saldo saya hanya beberapa ratus ribu saja. Lantas si penipu meminta no.rekening yang lain dan saya pun iyain serta menyuruh saya segera ke ATM terdekat tanpa mematikan telp karena katanya pembicaraan di rekam untuk pertanggungjawaban. Saya sebenarnya agak kesal, karena saya belum selesai belanja. Tapi akhirnya saya keluar toko juga dan untungnya di dekat situ ada ATM *kok untung sih??*.
Singkat cerita, saya di ATM di