Hari Minggu biasanya menjadi hari ‘me time’, so kita pun bebas melakukan apa saja termasuk buat bangun lebih siang daripada biasanya *terlebih buat diriku yang masing single alias belum menikah* hihihi…Dan hari Minggu kemarin, diriku memang berencana untuk bangun lebih siang dari biasanya sebelum ponselku berbunyi dengan nyaringnya pagi itu. Yap, pagi itu aku mendapat telpon dari temanku yang mengabari kalau dirinya sedang di Semarang. So, aku pun bergegas lekas mandi pagi dan bersiap-siap untuk menemuinya. Rencana ‘me time-ku’ pun akhirnya berubah total, bukan lagi ‘me time’ tapi ‘together time’.
Singkat cerita, nggak berapa lama kemudian mereka (tiga orang temanku) menjemputku di kos. Tujuan pertama kami hari itu adalah mencari sarapan. Iya, soalnya kami semua belum sarapan, terutama dua orang temanku yang berangkat ke Semarang dari Jogja jam 04.00 pagi. Kami berempat akhirnya sarapan soto di daerah belakang kantor Gubernuran. Selesai makan dan melihat semakin ramainya pengunjung, akhirnya kami pun harus sadar diri alias segera bayar dan pergi. Tujuan selanjutnya adalah Peacock Coffee. Terletak di Jalan S. Parman tak jauh dari RS Willam Booth, Café yang buka 24 jam ini terbilang asyik buat nongkrong sama teman-teman, apalagi dengan fasilitas free wifi yang bikin pengunjung semakin betah berlama-lama. Kamipun akhirnya mulai bercerita ngalor-ngidul (lebih tepatnya nggosip hehehe) sambil menunggu kedatangan salah satu teman kami yang dalam perjalanan dari Solo. Menikmati hot Cinnamon Latte di pagi hari sambil bercengkrama dengan teman-teman, hmmm..Isn’t it so nice?
Eits, ceritaku belum berakhir loh! Setelah semua personil lengkap, obrolan ngalor-ngidul pun dilanjut dan nggak terasa sudah jam 12 siang. Setelah itu kami ke kos sebelum kami mencari makan siang dan ke USM untuk meramaikan rapat IMIKI. Meskipun sebenarnya diriku dan 3 orang temanku itu bukan panitia, tapi sebagai senior yang baik *halah* kami pun bersuka cita datang meramaikan rapat untuk acara COMMPRESS yang akan diadakan minggu depan.
Maghrib pun tiba, rapat selesai, solat maghrib sudah dan saatnya kembali memberi makan cacing-cacing di perut hehehe… 😛 Memutuskan untuk makan nasi ayam di jalan Gajahmada, ternyata tempatnya ramai pengungjung. So, kami pun akhirnya memutuskan mencari tempat makan lain. Nah, berhubung kita lewat gang dan malam hari, kami pun nekat jalan terus padahal di antara kami di dalam mobil nggak ada yang tahu jalan keluar. Asal jalan, kami pun nyasar. Untungnya seorang teman kami yang mengikuti mobil kami dengan naik sepeda motornya nggak ikut-ikutan buta jalan. Kamipun memutuskan menuju ke Pasar Semawis.
Nah, buat kalian yang mau nyobain kulinernya Semarang, Pasar Semawis atau juga dikenal dengan Waroeng Semawis ini bisa menjadi salah satu destinasi tujuan kuliner kalian. Pasar malam yang terletak di daerah Pecinan Kota Semarang ini konon awalnya merupakan gagasan dari perkumpulan Kopi Semawis (komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata) yang bermula dari diadakannya pasar Imlek Semawis tahun 2004, beberapa hari menjelang perayaan Imlek.
Buka setiap hari Jum’at, Sabtu dan Minggu malam, Pasar Semawis terletak di Gang Warung. Nah, di Pasar Semawis ini paling ramai saat menjelang Imlek. Bakal banyak pertunjukan kesenian dan kebudayaan Tionghoa mulai dari Barongsai, wayang Potehi (wayang golek khas Tionghoa), sampai pengobatan tradisional Cina. Tapi tenang saja,diluar perayaan Imlek pun Pasar Semawis dijamin tetap ramai kok. Di sini kalian bakal menemukan banyak stand, terutama stand makanan. Jenis makanannya pun beragam, mulai dari pisang plenet khas Semarang, nasi ayam, nasi gudeg, nasi goreng, siomay, kue serabi, aneka sate, bubur kacang, hingga menu-menu steamboat yang menarik buat dicicipi bahkan sampai gulali. Atau kalau mau nyobain makanan dari negeri Sakura seperti takoyaki dan nori plus wasabi *yang rasanya menyengat* pun bisa kalian cicipi di sini. Atau mau cobain mie cool (mie tapi dari jeli/agar-agar, tentunya dengan kuah dingin dari es sirup) juga ada.
Karena tempatnya saja di kawasan Pecinan, so pasti di Pasar Semawis juga menyediakan berbagai hidangan oriental khas Pecinan termasuk sate babi. Semuanya ada di Pasar Semawis. Jadi, buat teman-teman yang muslim, harus memperhatikan dulu kehalalan menu kuliner yang akan di nikmati. Kalau ragu, lebih baik tanyakan dulu sama penjualnya. Nggak cuma stand dengan aneka kuliner, tapi juga ada stand yang menjual barang pernak-pernik sampai stand membaca garis tangan, bahkan ada juga stand karaoke yang tentunya dengan lagu-lagu berbahasa Cina (yang nyanyi biasanya orang-orang yang sudah berumur dan suaranya lumayan ok loh). Pokoknya cukup komplit lah. Untuk pengunjungnya, mayoritas tentu saja merupakan kaum etnis Tionghoa dan nggak jarang mereka berbicara dan mengobrol dengan bahasa Mandarin. Jadi, buat kalian yang pengin ngrasain tinggal di Cina, atau pengin belajar bahasa Mandarin, boleh tuh berkunjung ke Semawis. Sambil menyelam minum air deh! *kelelep* 😛
Jam pun hampir menunjukkan pukul 21.00 WIB. Kami pun akhirnya Kami pun akhirnya memutuskan pulang, selain karena perut sudah kenyang, teman-teman pun harus kembali ke Jogja. Dan lagi-lagi, sebagai pelengkap penutup perjalanan kami, lagi-lagi kami sempat nyasar saat pulang, padahal di dalam mobil ada dua orang yang sudah 5 tahun lebih tinggal di Semarang, payahkan? ckckck *nunjuk diri sendiri* hehehe… :PDan begitulah cerita together time-ku bersama teman-teman. Bagaimana dengan cerita together time kamu?
NB : Untuk menuju kesana, ada beberapa jalan yang bisa dipilih. Dari jalan Gajah Mada, dapat masuk lewat jalan Wotgandul Barat – Plampitan – Kranggan – parkir di jalan Beteng. Dari jalan Gajah Mada juga dapat masuk langsung ke jalan Kranggan lewat perempatan Depok (perempatan toko Bata belok kanan). Jalur lain adalah lewat Pasar Johar atau Jurnatan, masuk lewat jalan Pekojan – parkir di jalan Gang Pinggir. Setiap akhir minggu malam saat Waroeng Semawis digelar, beberapa jalan di Pecinan ditutup salah satu ujungnya, yaitu jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang dan Gang Baru. Jalan – jalan tersebut dapat digunakan untuk parkir kendaraan pengunjung Pasar Semawis.
Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!