Sembutopia, mungkin di antara kamu ada yang masih asing dan baru pertama kali mendengar kata tersebut. Saya juga baru tahu belum lama ini kok, tepatnya hari Senin (5/6/2017) lalu. Jadi ceritanya, saya bersama teman-teman blogger Semarang berkesempatan hadir di acara Sembutopia yang bertajuk World No Tobacco Day. Diadakan di Aston Semarang Hotel & Convention Center, ini merupakan acara Sembutopia yang pertama kali di Semarang.
Sebagai pembicara adalah Kafi Kurnia, founder Sembutopia. Perlu kamu tahu, dia ini adalah motivator dan pakar di bidang marketing dan bisnis. Sudah menulis beberapa buku, dia juga merupakan Managing Director Peka Consultan yang konsen pada masalah kesehatan. Wah, keren ya.
Eh, tapi ngomong-ngomong, Sembutopia itu apa sih? Nah, sebelum cerita lebih lanjut, saya bakalan jelasin dulu nih sekilas tentang Sembutopia. Penasaran? Yuk, langsung saja simak penjelasannya di bawah ini:
Apa Itu Sembutopia?
Sembutopia berasal dari kata “SEMBUH”dan “UTOPIA”. Taglinenya adalah “sembuh bersama kami”, yaitu ide sederhana untuk memotivasi dan menginspirasi Indonesia agar bersama-sama menciptakan sebuah lingkungan yang lebih sehat dan terbebaskan dari semua penyakit dan konflik baik secara kejiwaan dan keragaan.
Didirikan pada November 2017, Sembutopia menggunakan media sosial sebagai platform gerakannya. Eits, meski masih terbilang baru, Sembutopia sudah punya follower bejibun, lo. Instagramnya kini memiliki lebih dari 56 ribu follower. Hebat bukan?
Nah, lewat akun media sosialnya, Sembutopia berusaha memotivasi, menginspirasi dan memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat. Menurut Kafi, orang Indonesia itu punya keinginan kuat tapi motivasinya nol. Jadi, kesadaran masyarakat Indonesia untuk membangun pola hidup sehat terbilang masih rendah.
Nggak percaya? Dalam laporan Human Development Report 2016 yang dikeluarkan oleh UNDP, menyebutkan bahwa di bidang kesehatan Indonesia berada di peringkat 113. Jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Singapore (peringkat 5), Hongkong (peringkat 12) dan Malaysia (peringkat 59). Miris bukan?
Karena itulah, Sembutopia yang diprakarsai oleh Kafi Kurnia bersama teman-temannya tersebut dibentuk dan bertujuan untuk menyebarkan motivasi menyembuhkan Indonesia. Hal tersebut dilakukan Sembutopia dengan cara menyebarkan konten positif lewat media sosialnya. Selain itu, Sembutopia juga melakukan pemberdayaan komunitas lewat berbagai kegiatan seperti loma foto dan lomba tulis blog.
So, itu tadi sekilas tentang Sembutopia. Kalau mau kepo lebih lanjut, kamu bisa langung cek saja akun medsosnya di instagram @Sembutopia dan twitter @Sembutopia.
Indonesia 2020
Nah, sebagai komunitas yang konsen terhadap kesehatan, Sembutopia juga punya mimpi tersendiri yang tertuang dalam visi Indonesia 2020. Visi tersebut dicanangkan pada hari Kebangkitan Nasional 2018 lalu. Visi ini bertujuan menggelorakan semangat bangsa untuk segera mencapai takdir kejayaan Indonesia, dengan bermodalkan warisan nenek moyang Indonesia dan memberdayakan warisan itu sehingga menjadi prestasi yang membanggakan. Jadi, INDONESIA 2020 bertujuan agar memotivasi kita semua untuk berpartisipasi agar ikut mewujudkan sebuah “grand vision” untuk Indonesia.
Oya, dalam dunia kesehatan mata, 20/20 adalah istilah “perfect vision “dimana seseorang dapat melihat dengan sempurna tanpa kaca mata. 2020 adalah juga tahun dimana kita merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke 75.
Yakin nih Indonesia memiliki takdir kejayaan? Well, kenapa nggak? Sejak zaman dahulu, Indonesia bahkan sudah memiliki begitu banyak “jejak kejayaan”. Mulai dari tradisi, budaya, sejarah dan kearifan lokal. Saya pribadi, meyakini hal tersebut bukanlah sebuah kemustahilan. Indonesia memiliki banyak sekali potensi luar biasa yang nggak dimiliki oleh negara lain.
Nah, maka dari itulah Sembutopia berani mencanangkan visi Indonesia 2020. Pasalnya dari begitu banyaknya jejak kejayaan tersebut sambung menyambung menjadi sebuah mozaik kekayaan dan kemakmuran yang menunggu masa panen. Percaya atau nggak, jejak kejayaan ini sudah semakin dekat menjadi takdir kejayaan.
Misalnya saja Indonesia tahun 2030 diramalkan akan menjadi ekonomi terbesar ke 5 di dunia dengan nilai ekonomi US$ 5.424 triliun. So, tentunya takdir kejayaan bagi Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Bukan-kah nenek moyang bangsa Indonesia juga pernah mengatakan bahwa Indonesia akan “Gemah Ripah Loh Jinawi tata tentrem kerta raharja”.
Jejak Kekayaan Indonesia
Menjadi negara kepulauan satu-satunya yang berada di garis ekuator, tentu ini adalah keunikan tersendiri bagi Indonesia. Berbagai potensi luar biasa juga dimiliki Indonesia. Sudah banyak jejak sejarah kekayaan Indonesia yang menjadi buktinya. Nggak percaya? Ini dapat kamu lihat dari kekayaan kuliner nusantara yang melimpah, bahkan sudah ada sejak zaman dahulu.
Beberapa warisan kuliner asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman dahulu di antaranya adalah tempe, kecap manis, sambal, krupuk dan ikan asin. Ya, tempe merupakan asli buatan Indonesia. Sebagai bukti sejarahnya, tempe sudah disebutkan dalam Serat Centhini sekitar 1600-an lalu. Dan saat ini, tempe sedang diusulkan menjadi warisan budaya UNESCO pada 2021.
Lalu, Indonesia juga menjadi tempat asal kecap manis, yaitu kecap yang diberi rempah-rempah. Tentunya ini hal yang wajar karena sejak dahulu Indonesia memang sudah terkenal sebagai jalur rempah dunia. Nggak nyangka bukan jika ternyata kecap manis 100% buatan asli orang Indonesia.
Sedangkan untuk sambal dan kerupuk, siapa yang nggak tahu? Meskipun cabai bukan asli Indonesia, tapi sambal asli Indonesia dan sudah berkembang hingga sedemikian rupa banyaknya. Setiap daerah hingga setiap olahan masakan bahkan memiliki sambalnya tersendiri. Adapun kerupuk juga menjadi produk Indonesia yang beraneka ragam jenis dan bentuknya. Sayang, kerupuk belum mampu dikemas secara menarik sehingga bisa menaikkan derajatnya.
Selanjutnya yaitu ikan asin. Well, mungkin ada di antara kamu yang beranggapan bahwa ikan asin adalah makanan ndeso atau makanan nggak berkelas. Eits, tapi jangan salah ya, ternyata ikan asin punya banyak nutrisi, lo. Kelezatan ikan asin pun tiada duanya dan bisa diolah sedemikian rupa menjadi berbagai hidangan nikmat dan lezat.
Ngomongin ikan asin, maka kamu dapat menemukannya di berbagai kultur dan budaya di berbagai negara. Tak hanya Indonesia, tapi juga negara maju seperti Jepang hingga ke Italy. Ini karena ikan asin ini kaya dengan cita rasa umami yang dalam dunia kuliner dikenal sebagai cita rasa ke 5 dan menjadi dasar cita rasa dalam MSG yang membuat hidangan menjadi sangat gurih dan lezat. Adapun di Indonesia, jenis ikan ini pun melimpah jumlahnya dan beragam jenisnya. Setidaknya ada lebih dari selusin jenis ikan asin. Tentunya ini merupakan sebuah kekayaan kuliner dan budaya yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonesia.
Tuh kan, banyak sekali sebenarnya kekayaan kuliner dan budaya yang dimiliki Indonesia. Sayang, masih banyak yang seringkali meremehkan sejarah dan budaya dari negeri kita sendiri, seperti yang terjadi dengan ikan asin. Masih banyak yang meremehkan dan menganggap enteng ikan asin. Menganggapnya sebagai makanan murahan dan makanan orang miskin serta gagal melihat potensinya. Padahal ikan asin Indonesia bisa menjadi sebuah potensi kuliner yang dahsyat.
Eits, itu baru kekayaan Indonesia dari segi potensi kuliner saja, lo. Belum lagi potensi kekayaan Indonesia lainnya yang berasal dari 17504 pulau yang dimilikinya. Tentunya dari sekian banyak pulau tersebut tersimpan berbagai kekayaan dan potensi yang luar biasa besar dan tak terbatas. Entah itu dari segi pariwisata, kekayaan alamnya, isi buminya, hingga dari segi budaya seperti bahasa yang jumlahnya mencapai 734 bahasa. Seandainya bisa memaksimalkan semuanya, tentu hasilnya sungguh luar biasa.
Sayang, saat ini hanya pemberdayaan potensi yang ada belum menyeluruh dan hanya terpusat di daerah tertentu saja. Belum lagi pengolahan sumber daya alam yang belum maksimal hingga akhirnya malah pihak asing yang justru mengeksploitasi kekayaan alam negara kita. Contohnya adalah Freeport yang menjadi tempat tambang emas terbesar di dunia. Alih-alih Indonesia sebagai pemiliknya, hak eksplorasi justru dimiliki Amerika Serikat yang mengetahui adanya kandungan dari sisa emas dan bisa diolah menjadi kekayaan baru. Ironis bukan?
Kenapa bisa seperti itu? tentunya ini bukanlah masalah kurangnya sumber daya manusia yang memadai. Adanya warisan kuliner Indonesia seperti yang sudah disebutkan menjadi bukti sejarah tersendiri bahwa orang Indonesia kreatif. Mulai dari berhasil mengolah kedelai menjadi tempe, memadukan kecap dengan beraneka rempah hingga tercipta kecap manis, hingga membuat kerupuk dan sambal yang beraneka macam. Namun kembali lagi, kita kurang memiliki motivasi. Keinginan untuk maju kuat namun motivasinya masih rendah. Selain itu masih banyak kebiasaan buruk yang membudaya di Indonesia sehingga menghalangi Indonesia menjadi lebih maju.
World No Tobacco Day, Demi Indonesia yang Sehat
Eh, tapi apa hubungannya nih sama tema acaranya yaitu World No Tobacco Day? Tentu ada hubungannya dong. Pasalnya, merokok menjadi salah satu kebiasaan buruk yang sudah membudaya di Indonesia. Dampak negatifnya bukan hanya bagi kesehatan tapi juga ekonomi. Tanpa adanya rokok tentu hidup jauh lebih sehat dan produktivitas seseorang bisa meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pula terhadap perekonomian orang tersebut. Hidup lebih sehat, jarang sakit dan tak perlu mengeluarkan biaya berobat. Uang untuk membeli rokok juga bisa digunakan untuk kebutuhan lain.
Mungkin jika hanya satu dua orang saja nggak terlalu terlihat efeknya. Tapi coba kamu bayangkan jika semua orang melakukannya, tentunya hal tersebut akan berdampak signifikan dan berdampak pula pada perekonomian Indonesia. Pastinya jika bangsanya memiliki produktifitas lebih, maka akan semakin maju bukan?
Mirisnya, masih banyak orang yang nggak menyadari hal tersebut. Banyak yang masih merokok meskipun tahu bahayanya bagi kesehatan. Padahal dampak negatif rokok bagi kesehatan bukan hanya tertuju pada si perokok tapi juga orang di sekitarnya. Mereka yang nggak merokok harus terkena imbasnya.
Banyak yang memilih tetap merokok dengan beralasan bahwa merokok atau nggak tetap saja nanti mereka akan mati. Ya, itu memang benar. Tapi jika kamu perokok maka kemungkinan kematian datang menjemput lebih cepat. Selain itu, kamu juga turut andil dalam kesehatan orang-orang disekitarmu. Kamu ikut membantu kematian orang lain karena perokok pasif justru yang lebih bahaya.
Saya sendiri punya pengalaman pribadi tentang perokok. Alm. Bapak saya dahulu adalah perokok, tapi alhamdulilah beliau bisa berhenti merokok. Namun sayang, meskipun sudah bisa berhenti merokok, beliau tetap hidup di sekitar orang yang merokok. Ya, teman-teman beliau masih sering merokok. Saat ada tetangga atau teman Bapak yang ke rumah dan merokok, di situ saya merasa marah, sebal dan jengkel. Mereka acuh dan merokok se-enak sendiri. Nggak peduli ada orang lain yang terganggu. Terlebih lagi Bapak saat itu sedang sakit, jantung pula. Sampai akhirnya Bapak meninggal karena sakit jantung yang sudah kronis dan asap rokok menjadi salah satu penyebab penyakit Bapak semakin memburuk. Saya nggak mau kejadian tersebut terjadi pada orang lain, terutama pada keluarga saya.
Nah, karena itu kita perlu memiliki pola hidup sehat dan memutus rantai perokok. Jangan biarkan anak-anak kita menjadi perokok atau kebiasaan buruk tersebut akan tetap ada di masa depan. Sebagai perokok pasif, kita juga harus berani untuk memperjuangkan hak kita memiliki hidup sehat. Salah satunya dengan menolak untuk duduk bersama perokok aktif. Sedangkan bagi perokok aktif, segeralah menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Well, bukan hal yang mudah memang untuk mengubah kebiasaan, apalagi yang sudah membudaya. Tapi itu bukan hal yang mustahil, lo. Menurut Kafi, untuk mengubah suatu kebiasaan minimal membutuhkan waktu 21 hari. Jadi sebelum mencapai 21 hari, jangan berharap kamu bisa mengubah kebiasaanmu. Jika masyarakat Indonesia memiliki kualitas hidup yang sehat, tentu takdir kejayaan Indonesia 2020 bisa segera terwujud dalam waktu dekat. Yuk, mari kita mulai merubah kebiasan-kebiasaan buruk yang menghalangi Indonesia menjadi bangsa maju berawal dari diri kita sendiri. Tentunya kamu mau Indonesia kembali berjaya, bukan?
Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!