Kehamilan Anak Ketiga

Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman kehamilan anak ketiga yang saya alami tahun lalu. Jadi, kami sekeluarga sempat positif Covid 19 pada bulan Maret 2021. Setelah sembuh, badan saya rasanya kok tetap nggak enak. Saya juga belum mendapatkan mens, sejak mens terakhir di Januari.

Sebenarnya, sedari dulu mens saya memang nggak teratur, nggak tiap bulan mens. Kadang 2 bulan sekali, 3 bulan sekali bahkan pernah 8 bulan sekali. Itu karena saya memiliki pengalaman PCOS. Bahkan, selama saya menyusui saya nggak pernah mens. Sama seperti anak pertama, saya juga baru mens lagi setelah anak kedua disapih.

Kehamilan ketiga

Setelah baru mens sekali pasca menyapih, selesai isoman kemarin isenglah saya testpack, karena 2 bulanan belum mens. Eh, Qodarullah saya ternyata positif. Rencananya nunggu anak kedua 3 tahun, baru mau hamil lagi, malah sudah dikasih duluan. Ya sudahlah, perjalanan kehamilan pun dimulai. Bagaimana rasanya hamil anak ketiga?

Cobaan Hamil Anak ketiga

Banyak yang bilang, kalau kehamilan anak ke-tiga itu “beda” dari kehamilan sebelum-sebelumnya. Iya, saya tahu kalau tiap kehamilan itu memang berbeda-beda, tapi “beda” di sini yaitu di luar kebiasaan. Kalau orang jawa bilang istilahnya medeking atau mendeking. Untuk anak ketiga ini, biasanya akan dilakukan ritual untuk tolak bala. Seperti apa ritualnya? Saya sendiri kurang paham, karena meskipun saya orang jawa, saya nggak melakukannya.

Sedangkan untuk kehamilan ke-tiga, saya akui benar adanya. Saat saya hamil anak ke-tiga, rasanya jauh lebih berat dibandingkan dengan kehamilan anak pertama dan ke-dua. Memasuki trisemester kedua, badan rasanya lebih berat, bagian pantat sempat sakit, kayak nyeri gitu. Saya susah mendeskripsikannya. Buat gerak sedikit sakit. Sempat menghilang sendiri, namun kemudian muncul lagi.

Memasuki trisemester ketiga, bagian selangkangan dan kemaluan juga terasa nyeri. Makin tua usia kehamilan, rasanya juga lebih engap. Pinggang juga cepat encok euy hahaha…Selebihnya masih terbilang normal sih. Jadi emang benar sih, kehamilan ketiga lebih “wow” rasanya.

Cobaan lainnya yaitu, menjelang persalinan kemungkinan karena saya kurang minum menyebabkan air ketuban menjadi sedikit. Hingga akhirnya, saya pun terpaksa harus di induksi H-4 HPL karena takut terjadi hal tidak diinginkan jika menunggu kontraksi alami. Alhamdulillah, saya bisa melahirkan dengan lancar dan si anak bayi sehat. Untuk cerita persalinannya, nanti akan saya update di postingan lainnya.

Jadi, buat kamu yang lagi hamil terutama di usia kandungan tua, jangan lupa perbanyak minum. Jika di awal kehamilan, janin masih kecil, air ketuban masih cukup. Namun lama-lama janin membesar, jika nggak cukup konsumsi air minum maka air ketuban akan berkurang. Waspada juga jika mungkin air ketuban merembes tanpa disadari. Untuk itu, penting buat ibu hamil untuk rutin mengecek kehamilannya ke dokter.

Tips untuk kehamilan anak ketiga

Selain banyak minum bagi ibu hamil, ada beberapa tips untuk menghadapi kehamilan ketiga supaya lebih aman sentosa, lancar hingga persalinan. Langsung cek aja tipsnya di bawah ini:

  1. Persiapkan mental dan emosi. Pasalnya kehamilan ketiga atau lebih tantangannya pasti lebih berat. Stres bisa muncul dari banyak hal, misalnya saja mengurus anak pertama dan kedua. Karena tentunya nggak mungkin dong mengabaikan mereka. Apalagi jika nggak ada yang membantu ketika di rumah.
  2. Persiapkan fisik dan gizi. Selain mempersiapkan mental dan emosi, persiapan lain yang nggak kalah penting juga yaitu fisik serta gizi sebagai ibu hamil. Beraktifitas semasa hamil tentunya akan berbeda, karena tubuh jadi mudah lelah. Jadi, perhatikan aktifas selama kehamilan demi kesehatan si kecil di kandungan. Selain itu karena harus berbagi nutrisi dengan si jabang bayi, makanlah makanan yang sehat dan bergizi. Perbanyak sayur dan buah serta kurangi makanan yang memicu mual muntah saat hamil.
  3. Persiapkan dana. Memiliki anak lagi untuk ketiga kalinya, pengeluaran pasti bertambah. Pastikan memiliki dana yang cukup untuk selama kehamilan dan melahirkan. Secara gitu ya, periksa ke dokter tiap bulan juga membutuhkan biaya nggak sedikit. Belum lagi kalau mau melahirkan di klinik atau rumah sakit favorit.
  4. Rutin berolahraga. Nggak perlu olahraga yang ekstrim. Olahraga ringan seperti jalan kaki 30 menit sehari juga sudah cukup. Atau bisa juga melakukan yoga, tentunya dengan gerakan yang aman. Berenang juga bagus kok untuk bumil. Dengan berolahraga secara rutin, otot tubuh lebih kuat saat melahirkan. Menjelang persalinan, saya sarankan untuk lebih rajin jalan kaki atau berenang untuk merangsang kontraksi. Setidaknya itu berhasil di saya.
  5. Persiapkan stamina menjelang persalinan. Apalagi jika berencana melakukan persalinan spontan. Butuh kondisi yang prima saat melahirkan. Jadi, pastikan istirahat cukup dan nggak kelelahan saat menjelang persalinan. Selain itu konsumsi juga makanan tinggi gizi, kaya protein karbohidrat, dan gula ketika memasuki persalinan supaya nggak kekurangan tenaga saat melahirkan. Kalau saya menjelang persalinan sedia kurma. Jadi pas kontraksi, kan nggak memungkinkan buat makan berat jika jeda kontraksinya makin dekat. Nah, sebagai gantinya, saya makan kurma.
  6. Buat daftar kebutuhan si kecil. Mulai dari popok, selimut, hingga pakaian yang jumlahnya cukup. Untuk kebutuhan bayi, untuk anak ketiga biasanya nggak terlalu banyak yang harus dibeli, karena bisa menggunakan bekas kakaknya.

Pasca Persalinan Anak Ketiga

Nggak hanya selama proses kehamilan saja, pasca melahirkan juga penting nih, karena kelahiran anak ketiga juga akan berbeda. Yang paling terasa adalah kondisi badan. Sehabis melahirkan, badan rasanya remuk redam. Selama beberapa hari pertama, perut masih terasa nyeri seperti masih kontraksi. Katanya sih ini lantaran rahim yang sedang berusaha untuk mengerut kembali keukuran semula. Berbeda dengan saat pasca melahirkan pertama atau kedua yang lebih cepat, pada pasca kelahiran ketiga ini prosesnya lebih lama.

Pada persalinan anak pertama dan kedua saya sudah bisa kembali beraktifitas normal dengan cepat. Pada persalinan ketiga, badan masih terasa lemas dan nggak karuan setidaknya hingga 3 mingguan. Baru setelah pijat, badan lebih terasa enakan dikit. Saya pun sempat membeli satu paket jamu pasca persalinan untuk mengurangi rasa sakit.

Nah itu tadi beberapa persiapan yang harus dipersiapkan saat hamil anak ketiga. Apakah ada yang mau menambahkan?

Allaely Hardhiani

Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!

6 pemikiran pada “Kehamilan Anak Ketiga”

  1. Bun, sekarang kan ada tuh proses melahirkan yang jamianan tidak sakit.. kalau tidak salah namanya Ners apa ya.. lupa saya. Kalau di kota semarang ada.. Tetap semangat ya bun…

    Balas
  2. Setiap kehamilan pasti terasa berbeda. Tinggal bagaimana kita menyikapi kehamilan itu sih.

    Ah, aku bahkan belum bersuami. Tapi kira-kira begitu kata sodara-sodara yang udah hamil anak ketiga mereka. Hehehee

    Balas
  3. Alhamdulillah semua bisa dilalui dengan baik-baik saja ya. Berbahagialah bisa menjalani kehamilan dengan baik. Saya menginginkan anak sudah delapan tahun lebih belum juga dikaruniai. Mohon doanya

    Balas

Tinggalkan komentar