Review Melahirkan di RSIA Hermina Pandanaran

Review RSIA Hermina

Setelah bingung mau memilih untuk melahirkan di RS Bunda atau RS Karyadi, pada akhirnya saya malah melahirkan di RS Hermina Pandaran. Why? Ceritanya panjang sih, tapi singkat cerita saya akhirnya bisa melahirkan dengan menggunakan BPJS, dimana RS Hermina Pandanaran termasuk salah satu RS yang menerima pasien BPJS. Sebenarnya saya tadinya mau memilih di RS Hermina atau RS Roemani, tapi karena beberapa alasan saya akhirnya memilih RS Hermina. Ada beberapa alasan kenapa saya memilih melahirkan di RS Hermina Pandanaran. Apa saja itu?

  • Yang pertama karena RS Hermina merupakan RSIA. Sehingga tentunya untuk fasilitas dan perawatan ibu melahirkan lebih oke dibandingkan RS umum. Apalagi RS Hermina grup memang sudah terkenal sebagai RSIA yang oke. Karena mayoritas pasiennya adalah pasien ibu dan anak, tentunya meminimalisir si bayi terkontaminasi dengan sumber penyakit lebih banyak.
  • Prosedur untuk periksa ke dokter mudah dan nggak pakai ribet. Untuk periksa ke dokter, kamu bisa datang langsung saat jadwal praktek dokter atau mendaftar via telp terlebih dahulu. Tinggal telp ke RS untuk mendapatkan no.antrian yang bisa dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Setelah mendapatkan no.antriannya, saat jadwalnya periksa kita tinggal datang menyesuaikan perkiraan giliran no.antrian kita. Kalaupun dokternya batal praktek, nanti kita akan diberitahu oleh pihak RS. Khusus untuk pasien BPJS, sebaiknya datang lebih awal dari jadwal perkiraan no antrian, karena sebelumnya harus mendaftar di bagian BPJS dan di waktu-waktu tertentu antriannya cukup panjang.
  • Fasilitas lengkap dan lebih ramah anak. Yang paling saya suka adalah adanya playground untuk anak. Jadi, kalau Kenzie bosan di RS dia bisa main di playground. Cukup efektif bikin Kenzie nggak rewel. Malah kadang dia nggak mau di ajak pulang kalau masih betah main. Untuk fasilitas lainnya juga ada kantin, ruang menyusui, mushola dan juga toilet yang cukup bersih dan nyaman.
  • Jadwal praktek dokter kandungan dan anak lebih banyak. Namanya juga RSIA, mayoritas dokternya adalah dokter kandungan dan dokter anak. Sehingga kamu punya lebih banyak pilihan dokter. Bahkan ada juga dokter yang hampir tiap hari praktek, jadi tentunya lebih memudahkan kamu untuk memilih jadwal periksa. Untuk persalinan ke dua, saya memilih dokter Monika.

RS Hermina Pandanaran

Oya, saya merupakan pengguna BPJS kelas 1. Nah, kalau di RS Hermina untuk kamar kelas 1 isinya sekamar 2 pasien. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saat operasi kuretase di RS Hermina, menurut saya fasilitas di kelas 1 cukup nyaman. Lantaran itu, saya pun berencana menggunakan kelas perawatan sesuai hak BPJS saya. Otomatis, saat ditanyai tentang rencana untuk naik kelas atau nggak, maka saya pun menjawab “nggak”. Meskipun pada kenyataannya akhirnya saya memilih untuk naik kelas ke tipe VIP. Kenapa?

Ini bermula ketika pak suami mengurus administrasi pendaftaran pasien. Oleh petugasnya, suami ditawari naik kelas ke VIP dengan membayar sekitar Rp 1, 6 saja selama masa perawatan. Jadi nggak ada lagi tambahan embel-embel lainnya. Kecuali untuk perawatan bayi karena belum terdaftar BPJS, soalnya pada awalnya memang nggak berencana melahirkan dengan BPJS. Dengan berbagai pertimbangan, saya pun akhirnya memilih kelas VIP.

Pertimbangan yang pertama, karena kalau di kelas 1 selain nggak boleh ditunggui, penunggu nggak boleh bawa tikar. Awalnya sih nggak masalah, karena saya pikir suami bisa tidur di sofa. Soalnya dulu saat rawat inap untuk operasi kuretase, ada sofa duduk untuk penunggu yang bisa buat slonjoran. Lagian, masa sih benar-benar nggak boleh ditunggui? Eh, tapi dipikir-pikir lagi, dulu saya memakai kamar kelas 1 buat anak dikarenakan kamar dewasa sudah penuh. Jadi mungkin saja fasilitas kamarnya berbeda.

Alasan lainnya, jika saya berada di RS selama 3 hari (berdasarkan pengalaman melahirkan Kenzie saat di RS Bunda), maka tambahan biaya tersebut bisa dikatakan tergolong cukup murah. Selain itu juga kalau saya di kamar VIP tentunya juga lebih nyaman bagi saya dan keluarga. Soalnya kalau di kamar ada pasien lainnya, takutnya kalau nanti Kenzie berkunjung, dia bertingkah yang bikin nggak nyaman pasien lain.

Di sisi lain, saya juga kasihan sama suami. Karena dia habis melakukan perjalanan dari luar kota, dah gitu nyetir pula. Pastinya dia kecapekan. Jadi ya, selama masih mampu nggak ada salahnya jugalah milih kamar VIP. Biar suami juga bisa istirahat dengan nyaman. Dan benar saja sih, begitu urusan administrasi dan lain-lainnya kelar lalu pindah kamar, suami langsung tertidur dengan pulasnya di sofa. Malah saya yang nggak bisa tidur sampai jam 2 dini hari.

Karena beberapa alasan tersebut, akhirnya kami putuskan ambil kamar VIP. Tengah malam sekitar jam 10-an lebih kalau nggak salah ingat, saya pun dipindahkan dari ruang bersalin ke kamar perawatan. Untuk ruangan bersalin di RS Hermina Pandanaran ruangannya cukup besar dengan terdapat sekitar 3-4 ranjang bersalin yang dipisahkan dengan sekat gorden. Kebetulan saat itu pasien melahirkan hanya saya seorang.

Untuk bayinya sendiri, selesai persalinan kemudian dibersihkan dan ditempatkan di ruang perawatan bayi sekaligus di periksa oleh dokter jaga. Sayangnya, dokter jaga yang memeriksa anak saya sepertinya adalah dokter umum atau mungkin residen dokter anak. Barulah besoknya diperiksa oleh dokter spesialis anak. Bayi saya pun baru dipindahkan ke ruang kamar saya sekitar jam 12 malam.

Nah, ngomongin soal kamar VIP di RS Hermina, kira-kira seperti apa? Ukuran kamarnya cukup besar dengan nuansa putih dan cokelat muda. Ukuran kamarnya mungkin sekitar 5×5 meter. Kamarnya memiliki sebuah ranjang dan perlengkapannya, 1 sofa panjang, 2 kursi dan meja untuk penunggu/tamu, 1 TV, 1 kulkas kecil, 1ย  lemari baju, 1 meja bufet, ada lampu emergency juga. By the way, sayangnya gambar TV-nya banyak semutnya alias nggak jelas. Pilihan channelnya juga dikit, jadi saya lebih milih ngutak-atik ponsel saja.

Untuk kamar mandinya, terbilang luas. dengan panjang setengah kamar sendiri. Jadi satu bagian untuk kamar mandi kamar saya, dan satu bagian lagi digunakan untuk kamar mandi kamar sebelah. Di dalam kamar mandi menggunakan WC duduk dan shower.

Kamar VIP RS Hermina Pandanaran

Kamar VIP RS Hermina Pandanaran

Kamar VIP RS Hermina Pandanaran

IMG_20180821_103950

Kamar VIP RS Hermina Pandanaran
Di samping kanan TV itu bukan lemari loh, melainkan pintu masuk ke kamar mandi.

Di kamar VIP, saya juga mendapatkan semacam sajian selamat datang. Ya, karena nggak berapa lama setelah memasuki kamar, ada seorang petugas yang mengantarkan hidangan selamat datang. Isi hidangannya ada buah-buahan, minuman prenagen, teh kotak dan air mineral.

Selain itu, kelebihan menghuni kamar VIP menurut saya adalah adanya jam besuk dan jumlah tamu yang lebih fleksibel. Jadi, jadwal besuk di kamar VIP nggak dibatasi atau nggak seketat kamar lainnya. Kalau besuk di luar jam besuk RS Hermina yaitu pukul 11.00-12.00 WIB dan pukul 17.00-19.00 WIB juga sepertinya nggak masalah. Mau berbanyak orang juga nggak apa-apa, asal nggak se-RT dibawa aja hehehe… Soalnya, pas kemarin ipar lahiran di RS yang sama tapi beda kelas, ada perawat yang melarang kalau mau besuk di luar jam besuk. Selain itu semuanya sepertinya sama saja, misalnya menu makan.

sajian welcome

Lalu, bagaimana dengan pelayanan dari para perawat dan petugasnya? Menurut saya nggak ada masalah. Semuanya baik-baik saja, perawatnya ramah, sopan dan nggak ada yang judes atau galak. Jadi, nggak ada keluhan untuk sikap perawat atau petugasnya.

Ngomongin soal pelayanan, saya baru tahu kalau di RS Hermina perawatan untuk bayinya mandiri. Maksudnya si ibu yang melakukan semua perawatan bagi bayi, kecuali memandikan si bayi yang memang dilakukan di tempat terpisah. Jadi kalau si kecil pup atau mau ganti popok dan lain-lain, maka yang melakukannya ya ibunya sendiri.

Oya, saya menginap di RS Hermina hanya semalam saja. Karena keesokan harinya, oleh dokter Monika saya dinyatakan baik-baik saja dan diperbolehkan pulang hari itu juga. Padahal, pagi harinya saya sempat didatangi petugas bagian makanan untuk memilih menu makanan buat hari berikutnya.ย  Sudah pilih-pilih menu makanan yang saya mau, eh malah nggak jadi.

Untuk makanannya, menurut saya sih enak. Apa sih yang nggak enak, apalagi kalau lapar hehehe….Sehari dapat jatah tiga kali makan dan snack dua kali. Sayangnya, untuk penunggu nggak mendapatkan jatah makan. Jadi suami beli makan di luar.

menu hermina

IMG_20180821_173357

Kemudian, siangnya suami segera menyelesaikan urusan administrasi alias mengurus pembayaran. Untuk urusan administrasi ini kalau saya bilang sih cukup lama. Karena suami selain harus bolak-balik juga harus menunggu sampai berjam-jam. Saat di bagian administrasi untuk menanyakan total pembayaran, katanya masih harus menunggu dari bagian perawatan untuk mengetahui rinciannya. Saking lamanya, semuanya baru selesai menjelang maghrib. Padahal saat lahiran Kenzie, dulu suami saat keย bagian kasir nggak pakai menunggu selama itu untuk menyelesaikan urusan administrasi.

Nah, kalau ada yang tanya saya habis biaya berapa? Totalnya saya habis sekitar Rp 2 juta. Sayangnya di kuintansi pembayarannya nggak ada rincian lengkap biaya tersebutย  untuk apa saja. Setahu saya Rp 1,6 jutaan untuk biaya naik kelas dari kelas 1 ke VIP, sekitar Rp 300 ribuan untuk biaya perawatan bayi karena nggak tercover BPJS.

Biaya tersebut belum ditambah beberapa pritilan-pritilan yang nggak masuk tagihan. Misalnya beli kendil untuk tempat ari-ari, pembalut, perlak sekali pakai untuk ibu, popok bayi, termometer, washlap,ย antiseptic gel dan lain-lain yang disuruh beli sendiri di apotek RS saat lahiran. Jadi nanti habis lahiran, dikasih catatan sama perawatnya apa saja yang harus dibeli. Kemarin saya hanya membawa termometer saja, jadi yang lain harus beli sendiri.

Berbeda dengan saat saya melahirkan Kenzie di RS Bunda, dulu saat pulangnya saya mendapatkan “oleh-oleh” dari RS. Seperti foto Kenzie saat baru lahir yang di pigura dan tas diaper. Tapi saat kemarin lahiran Faruq, saya nggak dapat “oleh-oleh” apapun. Padahal saya menempati ruangan VIP sedangkan dulu Kenzie menempati ruangan kelas 3. Mungkin karenaย  saya pengguna BPJS jadi nggak mendapatkan “oleh-oleh” atau bisa juga karena kebijakan RS yang berbeda, entahlah.

Oya, sebelum pulang tak lupa juga oleh perawatnya nanti diberitahu tentang perawatan bayi yang harus dilakukan. Jadi buat kamu yang ibu baru nggak perlu bingung. Kalau ada yang bingung setelah pulang ke rumah, nanti bisa telp ke RS dan minta disambungkan ke bagian perawatan bayi.

Nggak lupa juga, saya dibekali surat pengantar untuk kontrol pasca melahirkan ke dokter kandungan dan juga ke dokter anak. Jadi sama perawatnya sudah didaftarkan jadwal kontrolnya. Oleh perawat akan dicarikan di hari dan jam praktek dokternya berdekatan, jadi cukup sekali pergi ke RS. Karena didaftarkan jauh hari sebelumnya, biasanya dapat antrian nomor pertama. Sehingga nggak perlu repot-repot daftar lagi deh.

So, itu tadi pengalaman saya menempati kamar VIP di RS Hermina ketika melahirkan anak kedua. Kalau dibilang rekomended apa nggak? Saya bilang sih,ย yes. Nah, apakah kamu punya cerita yang lain? Share dong pengalaman kamu di komentar.

Allaely Hardhiani

Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!

94 pemikiran pada “Review Melahirkan di RSIA Hermina Pandanaran”

    • Ini juga nggak direncanakan lahiran pake BPJS. Tadinya mau lahiran di klinik atau bidan, eh malah disarankan ke RS. Soalnya ada fator risiko, yang pertama pernah keguguran dan yg paling penting kemarin pas lahiran anak pertama di vacuum sama dokternya. Jadi sama bidan faskes 1 tempat nggak berani ambil risiko. Apalagi perkiraan BBJ melebihi jauh di atas berat lahir anak pertama. Makanya dirujuk ke RS.

      Balas
  1. Aku belum pernah sama sekali ke RSIA Hermina Semarang. Kata tetanggaku sih memang pelayanannya bagus tapi biayanya cukup mahal dan beda banget katanya kalau sama RS di Kendal. Nggak tahu sih aku bedanya gimana.

    Balas
  2. Selamat atas kelahiran babynya ya, mba.
    Aku dulu juga melahirkan di RSU, saat itu pelayanan masih Askes.
    Standard laaa, hahaha…
    Aku juga paling suka membandingkan pelayanan staff dan dokter kalau di rumah sakit.
    Bagiku ini penting banget untuk rekomendasi.

    Balas
    • Iya, soalnya kalau udah urusan sama yang namanya hati itu penting. Kalau pelayanan oke meski mahal ya gpp, daripada pelayan jelek tapi murah kan juga males. Yg ada bukannya makin sehat malah nambah penyakit hati hehehe…

      Balas
  3. Wah….melahirkan jaman sekarang bisa 2 juta itu mashaAllah~
    Karena kalau gak di cover BPJS bisa jauh lebih mahal.

    Dan kamar VIP, menu makanan untuk Busui nya banyak yaa..
    Kenyaang~

    Istirahat.

    Barakallahu fiikum, mba…
    Semoga lekas sehat Ibu dan bayinya.

    Balas
  4. Saya melahirkan anak ke 6 juga lebih milih RSiA karena selain RS ibu dan anak juga sebab RS pasti punya peralatan yang lebih baik untuk ibu melahirkan dibandingkan bidan atau RS umum. Alhamdulillah semua baik baik saja dan saya melahirkan normal dengan lancar.

    Iya mbak, enak atau tidak kembali ke masing masing personal.

    Balas
    • Yup, lihat situasi dan kondisi juga. Ini juga sebelumnya sama suami pernah berdoa, semoga saja nanti bisa naik kelas dibandingkan persalinan sebelumnya, meski sebelumnya nggak tahu uangnya dari mana. Eh, kok ada aja jalannya dari Allah. Alhamdulillah bisa menempati ruangan yang lebih daripada saat persalinan pertama.

      Balas
  5. Wah, keren reviewnya. Bakal sangat bermanfaat buat yang membutuhkan. Aku dulu juga pernah banyak nyari review yang kayak gini waktu mau melahirkan. Dulu gak banyak yang nulis.

    Balas
      • ngebantu aku banget yang bingung mau lahiran dimana mba ,notabene ak periksa di jkt tapi pengen lahiran di tempat orang tua semarang . first time aku periksa kandungan ke hermina tanpa pakai bpjs dan itu mahal nya abis 600rb . denger ini bisa pakai bpjs alhamdulillah . oya jadi ngelakuin pendaftaran dulu pasien bpjs kan ya

        Balas
        • Wuih…..600rb sekali periksa kalau saya mikir. Di Semarang kalaukontrol yg standar palingan habisnya sekitar 200-300 aja. Ini aku alhamdulilah pas priksa sampai lahiran blm ada masalah sama BPJS dan memang di rujuk dr faskes 1 untuk ke RS krn ada faktor risiko. Sekarang sih msih bisa pakai BPJS tp kayaknya sudah dibatasi jumlah pasiennya dan juga diperketat. Kalau udah pnya BPJS,nanti sama faskes 1 kalau butuh dirujuk ya dirujuk ke RS mengikuti alur dr BPJS. Saran saya sih, kalau nanti ga bs lahiran di RS pakai BPJS, kalau normal lbh baik ke klinik aja. Udah bnyk klinik bersalin yg bagus kok.

          Balas
  6. Aku lahiran biasanya di klinik bidan dan dokter. Soalnya pernah pas lahiran si sulung aku ke RS dan trauma soalnya sebelahku teriak2 akhirnya malamnya aku minta pulang ke rumah dan besok baru ke klinik. Semoga semakin banyak RS yang memperbaiki kinerjanya ya kayak RS ini.

    Balas
    • Iya, alhamdulilahnya pas kemarin lahiran cuma saya saja di ruang persalinan. Lagian saya juga datang ke RS udah bukaan 4 dan sekitar 30 menit kemudian bayinya sudah lahir. Kalau pun ada pasien lain juga nggak bakal peduli karena nahan sakit hehehe…

      Balas
    • Yup, kalau ASIX dan IMD sih kata dokternya sudah wajib bagi setiap RS, cuma penerapannya mungkin yg berbeda2. Soalnya kemarin IMD cuma 10 menitan aja, itupun nggak langsung IMD karena nunggu bayinya dibersihkan dulu.

      Balas
  7. hermina ini katanya salah satu jaringan RS yang bagus dan pro ASI ya? Fasilitasnya jg cukup lengkap. Kalau saya ada pengalaman bbrp kali ke dokter anak di Hermina Depok dan Bogor, so far ya cocok aja sih ๐Ÿ˜€
    TFS reviewnya, ini pasti membantu banget buat ibu2 yg mau lahiran di HErmina Pandanaran ๐Ÿ˜€

    Balas
  8. RS Hermina nih memang kualitasnya bagus bagus mba. Dan pelayanannya juga bagus. Alhamdulillah ya mba bisa merasakan nikmat melahirkan sehat selalu ya mba

    Balas
  9. Kalau lahiran spontan/normal si ibu biasanya bisa lebih cepat pulihnya dibandingkan yg SC. Tp tergantung masing-masing ibu juga sih. Dan habis lahiran memang butuh istirahat,jadi peranan keluarga memang sangat berarti.

    Balas
  10. Teh mau nanya. Jadi teteh pakai BPJS untuk lahiran normal ya? Soalnya perawatannya cuma 1 hari. Kemarin aku nanya di faskes 1 BPJS aku nggak bisa melahirkan normal di RS kecuali ada indikasi khusus. Intinya sih aku dijelasin kalau melahirkan di RS pake BPJS ya harus ada indikasi caesar karena RS udah ga mau nerima lagi yg normal (selama di faskes 1 lahirannya bisa ditangani).

    Balas
    • Iya, kemarin bisa lahiran normal di RS karena ada faktor risiko. Sebelumnya pernah kuret dan lahiran anak pertama soalnya di vacum dan anak ke 2 ini seharusnya ga boleh lebih berat dr BBJ anak pertama, tp malah BBJ anak kedua perkiraannya jauh lbh berat dr anak pertama. Jadi ada risiko di vacum lg bahkan bisa caesar. Jadi bidan tempat faskes 1 menolak untuk menangani dan drujuk ke RS. Alhamdulilah juga lahirannya sebelum kasus BPJS muncul.

      Balas
  11. membantu sekali reviewnya mbaa ๐Ÿ™‚ banyak info yg bs di dapat. itu kalo kontrol udh pake bpjs apa bs lahiran normal pake bpjs disitu mba? krn saya baca kalo riwayat kehamilan normal kan disuruh ke bidan/klinik

    Balas
    • Kalau ga ada faktor risiko atau kehamilan normal ya lahirannya di bidan/klinik. Tapi kalau ada faktor risiko nanti sama faskes 1 dikasih surat pengantar untuk dirujuk ke RS. Nah, nanti ke RS bawa surat rujukannya. Biasanya kalau sudah dpt rujukan untuk kontrol ke RS ya sekalian nanti lahirannya di RS sesuai dgn rujukan awal. Cara lainnya, di bbrp RS masih bisa lahiran normal pakai BPJS jika saat dtg ke RS sudah minimal bukaan 4.

      Balas
  12. Mau nanya mba, sebelumnya mba periksa kehamilan dulu ga ya di hermina sebelum melahirkan di hermina? Pakai BPJS gak? Trus saat mau melahirkan normal berarti baru dtg ke RS pas bukaan udah 4?

    Balas
    • Sblmnya sudah pernah periksa kehamilan di Hermina dgn BPJS, tentunya dgn menggunakan surat rujukan dari faskes 1. Karena kalau mau melahirkan di RS pakai BPJS setahu saya, selain hrs pakai rujukan syarat lainnya harus sudah pernah periksa min. 1 kali di RS dgn surat rujukan tersebut. Kalau yg bukaan 4, setahu saya itu kalau nggak pny surat rujukan dr faskes 1. Jadi kalau ga pnya rujukan, terus mau lahiran normal di RS, tp pas diperiksa blm bukaan 4 ya nanti bayar sendiri. Untuk info lebih lengkapnya lebih baik ditanyakan ke pihak RS saja. Soalnya kebijakan tiap RS bisa berbeda-beda. Apalagi sekarang penggunaan BPJS makin ketat.

      Balas
    • Dokternya baik sih, tap sayangnya pas waktu persalinan malah ga sama dokternya tp sama bidan aja. Soalnya begitu nyampe di RS 30 menit kemudian bayinya lahir dan dokter Monika masih praktek. Dokternya baru datang 30 menit kemudian buat jahit doang ๐Ÿ˜€

      Balas
  13. Assalamualaikum mba, saya rencana jg mau lahiran normal di Hermina dan dokter nya juga dr monika. Kira kira dr Monika pro normal kan mba? Mbak ambil paketan yg melahirkan dengan dokter ya? Dr nya Dateng pas lahiran?

    Balas
    • Maaf baru sempat membalas, Setahu saya sih pro normal mba. Saya ga pakai paket2an mba, soalnya saya pakai BPJS. Pas kmrn saya lahiran, dokternya baru datang setelah selesai lahiran untuk jahit. Soalnya beliau pas masih praktek dan kebetulan saya juga begitu nyampai RS ga lama bayinya lahir.

      Balas
    • Kalau mandiri alias bayar sendiri, lebih di RS Bunda aja mba. Kalau di Hermina soalnya kan lebih umum dan ada pasien covid juga. Kalau di RS Bunda, khusus Ibu dan anak aja. Bahkan kalau ibu hamil yg melahirkan itu postif covid mereka ga terima. Jadi lebih aman. Tapi kalau pake BPJS ya di Hermina. Soalnya Bunda ga terima BPJS, hny terima asuransi swasta tertentu saja.

      Balas

Tinggalkan komentar