Menjelajah Singapura (Part 2)

DSC_0037_3Hari pertama di Singapura, setelah selesai mandi dan sarapan, kami pun segera bersiap-siap untuk pergi. Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 saat kami keluar apartemen. Tujuan pertama kami hari itu adalah pulau Sentosa. Dari stasiun Chinese garden, kami turun di stasiun Buona Vista untuk kemudian berpindah ke jalur Circle Line (CC) menuju ke stasiun HarbourFront. Di HarbourFront kami masuk ke VivoCity dan segera mencari pintu keluar VivoCity yang menghadap ke laut. Setelah sempat kebingungan, kami akhirnya menemukan arah petunjuk menuju Broadwalk Sentosa. Ya, rencananya kami akan ke Sentosa lewat broadwalk, cara termurah dibandingkan yang lain hehehe…

Sebenarnya untuk ke Sentosa Island ada beberapa cara:

DSC_0010_1
Di Broadwalk Sentosa

1. Lewat Broadwalk. Ini merupakan yang termurah diantara yang lainnya. Kenapa? karena kita kesana dengan jalan kaki dan hanya perlu bayar tiket masuk ke Sentosa island S$1 saja, bisa dengan cash atau men-tap kartu ez-link. Tapi tenang saja, kalau malas jalan kaki kita bisa menggunakan travelator (semacam eskalator tapi datar). Kita juga nggak perlu takut kepanasan, karena sepanjang jalur broadwalk terdapat kanopi yang bikin adem. Tinggal naik travelator sambil menikmati pemandangan dan nggak terasa kita sudah sampai deh. Senangnya lagi, saat kami mau masuk ternyata tidak dipungut biaya masuk, alias gratis. Kalau tidak salah, sampai pertengahan Desember 2015 gratis masuk ke Sentosa island lewat broadwalk. Meski cuma S$1, kan lumayan hehe…

2. Naik bus. Cari pintu keluar VivoCity yang menghadap jalan raya, lalu cari petunjuk menuju halte bus bertulisankan “Bus to Resort World Sentosa'”. Antrilah di jalur menuju Sentosa dan naik bus RWS8 dengan biaya S$2 (sudah termasuk tiket masuk ke Sentosa). Bus ini beroperasi dari jam 6:00 – 23:30.

3. Naik Monorail Sentosa Express. Ini merupakan monorail yang langsung ke Sentosa. Untuk naik Sentosa Express, kita harus ke lantai 3 dari exit E. Carilah area stasiun Sentosa Express. Biaya naik Sentosa Express adalah S$4 (sudah termasuk tiket masuk Sentosa) dengan jam beroperasi dari jam 7.00-24.00. Jangan lupa juga mampir ke pusat informasi jika mau membeli tiket atraksi, bertanya atau sekadar mengambil peta Sentosa island. Sekadar info juga, dari Sentosa kita bisa pulang gratis naik Sentosa Express loh. Saya dan suami juga memilih balik dari Sentosa menuju VivoCity dengan naik skytrain ini, selain lebih cepat juga karena GRATIS hehehe….

 4. Naik Cable Car. Kalau yang ini sih cara yang paling mahal menuju Sentosa island. Gimana nggak mahal, demi bolak-balik naik cable car kita harus merogoh kocek sebesar S$ 29 untuk dewasa dan S$ 18 untuk anak diatas 3 – 12 tahun. Yang gratis cuma anak dibawah 3 tahun. Cable car ini beroperasi dari jam 8:45 – 22:00. Meskipun kita dapat menikmati pemandangan Singapura dari ketinggian dengan menggunakan cable car, saya sih nggak mau kalau harus bayar segitu hehehe….

 5. Naik USS shuttle bus. Ini merupakan shuttle bus untuk turis dan katanya sih naik ini gratis dengan menujukkan paspor dan form kedatangan. Terdapat dua jalur yaitu rute Orchad dan Marina. Untuk rute Orchard melewati beberapa hotel yaitu: Hotel Concorde, Mandarin Orchard, Grand Hyatt, Sangri-La Hotel, Orchard Hotel. Sedangkan rute Marina, melewati beberapa hotel yaitu: Summerview Hotel, Carlton Hotel, Swissôtel The Stamford, Marina Mandarin, Marina Bay Sands. Bagi yang ingin mencoba naik shuttle bus ini, silakan saja kunjungi hotel-hotel tersebut, dan tanyakan kapan shuttle bus ke Sentosa lewat. Jangan lupa siapkan paspor dan formulir kedatangan.

Dari berbagai cara menuju ke Sentosa Island, silahkan dipilih yang mana yang kalian suka, mau dan mampu hehehe…

So, lanjut lagi ceritanya. Masuk ke Sentosa Island, kami disuguhi waterfront Sentosa Island. Mengambil ke arah kiri di depan waterfront, kami lalu memutar, melewati gua buatan dan menuju ke Trick Eye Museum. Bukan untuk masuk ke museum namun hanya sekadar numpang lewat doang. Setelah itu kami menuju ke USS. Lagi-lagi juga bukan untuk masuk ke USS, tapi cuma buat sekadar numpang foto saja. Iya, foto di depan bola dunia yang bertuliskan Universal Studio itu loh. Seakan-akan kalau ke Sentosa nggak afdhol kalau nggak foto disini.

DSC_0048_1
Salah satu foto wajib kalau ke pulau Sentosa.

Selesai berfoto, mata tiba-tiba tertuju ke toko cokelat Hersey yang tak jauh dari situ. Kami pun kemudian masuk dan tergoda untuk belanja. Ya, mumpung di sini sekalian saja lah beli oleh-oleh, apalagi tokonya lagi ngasih diskonan. Selesai berbelanja dan melihat waktu yang sudah jam 1 lebih, suami buru-buru pengin balik. Padahal saya masih pengin berkeliling. Lha wong dari total pulau yang segede gaban gitu, masa kita cuman numpang lewat se-upil doang. Ibarat kata kalau luas pulaunya itu 100%, kita cuma datang ke 0,01% doang. Mau nggak mau akhirnya kami pun segera balik, selain itu kami juga sudah janji bertemu teman di Marina bay jam 4 sore. Naik monorail Sentosa Express, kami sampai di Vivocity lantai 3.

Sewaktu turun menuju ke stasiun, nggak sengaja nemu toko mainan. Alhasil suami otomatis masuk ke toko, meski cuma melihat-lihat saja. Nggak tak bolehin belanja, soalnya barangnya mahal-mahal euy. Yang paling seru, di toko tersebut ada replika Ironman, nggak cuma 1 tapi ada 3 pula. Semuanya dipajang dengan tata lampu mirip seperti tata kostum Ironman di film. Otomatis dong, jiwa narsis pun muncul :P. Dari VivoCity, kami melanjutkan perjalanan ke Chinatown.

DSC_0086_1
The Ironman
DSC_0081_1
Me and Ironman

Sesampainya di Chinatown, kami segera mencari masjid yang direkomendasi teman kami. Buta arah, kami asal melangkah saja hingga akhirnya kami nggak sengaja menemukan masjid yang kami cari. Namanya masjid Chulia. Terletak tak jauh sebelum pasar Chinatown, hanya beberapa puluh meter saja. Bercat hijau tosca, masjid yang memiliki 2 menara ini cukup bersih dan nyaman. Toilet dan tempat wudhunya juga bersih. Tersedia mukena juga bagi pengunjung. Selesai sholat kami menuju kuil hindu yang bersebelahan dengan pintu masuk pasar Chinatown. Kali ini juga bukan untuk masuk, namun hanya melihat dari luar saja. Pengin masuk, tapi rada gimana gitu loh, kan saya pakai kerudung. Untuk masuk kuil sepertinya sih gratis, namun dikenakan biaya S$ 3 bagi yang membawa kamera foto dan S$ 6 bagi yang membawa kamera video. Yang membuat kuil ini unik salah satunya adalah atap gerbang/menara di pintu masuk kuil.

DSC_0019_2
Masjid Chulia
DSC_0023_2
Chinatown

Dari Chinatown kami kemudian menuju ke Marina Bay Sands. Dari stasiun Bayfront yang langsung terhubung dengan Mall Marina Bay Sands kami menuju ke event plaza. Setelah itu, kami berjalan mengambil arah kanan menuju Esplanade, tempat janjian dengan teman kami si empunya apartemen. Melewati Art Science Museum dan Helix Bridge  yang unik, cuaca panas dan kaki yang pegal akhirnya memaksa kami beristarahat. Sesampainya di Esplanade kami kebingungan mencari tempat makan. Yang ada hanya resto di dalam mall Esplanade dan terlihat mahal. Setelah berkeliling dan nyasar di cuaca yang panas, saya akhirnya ingat kalau ada yang pernah merekomedasikan untuk makan di The Makansutra Gluttons Bay (semacam pujasera) di samping Esplanade Mall. Harganya katanya lebih terjangkau. Sayangnya saat kami datang belum buka semuanya.. Ada beberapa yang sudah buka namun menunya daging-daging dan suami saya kan nggak makan daging. Akhirnya kami hanya memesan minuman saja, sambil menunggu teman kami datang.

Setelah teman kami sampai di Makansutra,  kami pun lanjut jalan menuju patung Merlion. Di sana kami hanya berfoto-foto saja. Dari Merlion kami lanjut jalan kaki menuju Marina Bay lagi dengan salah satu tujuan utama mencari makan. Sebenarnya di bawah jembatan Singapore river dekat Merlion, terdapat kios-kios makan sepanjang jalur sungai. Namun karena katanya yang makanannya enak dan halal jaraknya jauh, padahal kami berencana ke Gardens by the Bay, maka kami memilih mencari tempat makan lain yang dekat Gardens by the Bay. Dengan menahan lapar, kami pun melanjutkan jalan kaki menuju ke Marina Bay Sands.

DSC_0092_2
Helix Bridge
DSC_0020_3
Me and The Esplanade-Theaters On the Bay
DSC_0059_3
Istirahat sejenak di tepi danau Marina Bay sambil menikmati semilir angin.

Di Marina Bay Sands, kami akhirnya menemukan restoran halal dengan harga lumayan. Namun karena ingin mencari alternatif lain, kami kemudian menuju foodcourt yang terletak di ujung sisi mall yang lain. Sesampainya di foodcourt, kami segera mencari tempat duduk yang kosong dan mencari yang menjual makanan halal. Sayangnya kami tidak menemukan ada yang halal. Suami yang tadinya sedang antri di makanan Padang kemudian nggak jadi beli. Memang sih di beberapa kios tersebut beberapa ada yang memasang papan “No Pork, No Lard”, tapi menurut teman kami itu bukan jaminan bahwa makanannya halal. Kenapa? Karena penggunaan utensil/alat masaknya belum tentu di pisah antara masakan yang halal atau haram. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke restauran yang kami temui pertama kali, meski itu artinya harus kembali berjalan dari ujung ke ujung lagi *nyeret kaki sambil meringis  dalam hati*.

Oh ya, asal tahu saja di Singapura MUI itu sangat dihargai loh, terutama terkait label halal. Untuk memberikan sertifikat halal nggak mudah dan ijinnya sangat ketat. Jika suatu restauran atau tepat makan ingin mendapatkan sertifikat halal, maka semuanya benar-benar akan di cek. Mulai dari bahan makanan hingga penggunaan alat-alatnya, semuanya di cek benar-benar kalau itu aman dan tidak mengandung unsur haram. So, label halal di Singapura itu sangatlah penting. Restauran atau tempat makan yang terjamin halal akan memasang label halal tersebut. Jadi kita bisa dengan mudah melihatnya. Lalu bagaimana kalau kita nggak menemukan yang ada label halalnya. Cara lainnya kita bisa memilih penjual yang jelas beragama Islam. Biasanya orang melayu.

DSC_0068_3
Nasi lemak, ice Kachang dan jus long-long. Porsi nasi lemaknya cukup banyak dan ayamnya besar, sampai nggak habis.Total biaya makan rata2 S$ 10 /orang.

Selesai makan, kami menuju ke Gardens by the Bay. Kebetulan sekali sesampainya di sana menjelang pertunjukan Garden Rhapsody. Yaitu pertujukan lampu dan musik pada Supertree Groove atau pohon avatar raksasa. Jadi nanti lampu pada si pohon ravatar aksasa akan menyala berwarna warni diiringi musik. Pertunjukan berdurasi 13 menit tersebut, berlangsung setiap malam setiap pukul 19.45 dan 20.45 serta pukul 23.00 khusus di hari Jum’at-Minggu. Setelah menonton pertujukan dari belakang gedung Marina Bay Sands, kami lalu turun masuk ke taman ingin melihat Supertree Groove dari dekat. Penginnya sih masuk ke konservatoriumnya dan naik OCBC Skyway juga, tapi sayangnya waktunya mepet karena sudah mau tutup. Saking luasnya taman, nggak terasa kami sudah berada satu jam di sana padahal perasaan kita baru jalan sebentar. Saat pulangnya kami kemudian memilih lewat Supertree Groove dan kebetulan bersamaan dengan pertunjukan Garden Rhapsody ke -2. Suara musik dan pertunjukkan lampunya lebih terasa hidup.

DSC_0094_3
Penampakan garden Rhapsody dari jauh
DSC_0146
Garden Rhapsody dari dekat.
DSC_0168
Yang melingkar di tengah supertree itu adalah OCBC Skyway.

Oh ya, Gardens by The Bay dibuka setiap hari mulai jam 05:00 pagi dan tutup jam 02:00 pagi. Sedangkan untuk konservatoriumnya yaitu Cloud Forest dan Flower Dome, buka mulai jam 09:00-21:00 dengan tiket masuk S$ 28 untuk dewasa dan S$ 15 untuk anak-anak. Kalau mau naik OCBC Skyway tiketnya S$ 5 perorang, buka mulai jam 9 pagi hingga 9 malam.

Tapi kalaupun mau yang gratisan saja, keliling taman outdoor juga nggak kalah seru loh.  Banyak spot area di taman yang asyik dan bisa di nikmati dengan gratis. Ada Dragonfly & Kingfisher lakes yaitu danau cantik dengan patung capung raksasa. Di sisi danau ini juga terdapat papan kayu yang dapat kita susuri sambil menikmati keindahan taman dan berfoto-foto. Lalu ada juga Heritage Gardens yang lebih menyuguhkan sisi edukasi. Di Heritage Gardens ini terdapat 4 zona taman bertema yang berhubungan dengan sejarah & kebudayaan negara Singapura yang dipengaruhi oleh beberapa etnis yaitu Chinese Garden, Indian Garden, Malay Garden dan Colonial Garden. Ada juga Sun Pavilion dengan koleksi sekitar 1.000 tanaman kaktusnya yang dapat dinikmati dari jam 9:00 – 21:00. Kalau masih belum puas juga, masih ada World of Plants, Far East Organization Children’s Garden hingga Bay East Garden yang buka 24 jam. Luas banget kan area Gardens By The Bay? Ya iya dong, 101 hektar gitu loh.

Dari Gardens by the Bay kami langsung menuju event plaza di Marina Bay Sands untuk menonton pertunjukan The Light and Water Spectacular. Ini merupakan pertunjukan laser ‘bercerita’ yang dimainkan secara harmonis oleh perpaduan cahaya, musik, dan bunyi yang menakjubkan. Diiringi orkestra simponi 140 intrumen selama 13 menit, visual gambar hidup yang bercerita tentang tengah sebuah perjalanan hidup, cinta, dan kemanusiaan seolah menghipnotis mata dan gemuruh rasa penonton. Sinar laser, lampu sorot, LED, video proyektor dan layar air raksasa memberikan efek visual gambar hidup yang sungguh mempesona.  Pertujukan ini berlangsung di Minggu-Kamis, pukul 20:00 – 21:30  dan Jum’at- Sabtu : pukul 20:00, 21:30 dan 23:00.

DSC_0187
Pertunjukan di mulai
DSC_0197
Live musicnya kereen.

Buat yang ingin menonton pertunjukan ini, saya sarankan datang lebih awal sehingga dapat memilih spot terbaik ketika menonton dan mengambil gambar yang sempurna. Spot terbaik menurut saya adalah di depan mall Marina Bay Sands. Setibanya kami di sana, sudah banyak pengunjung yang datang dan kami kebagian tempat paling belakang. Tapi untungnya masih bisa menonton dengan mengambil posisi di bagian tengah. Kita pun bisa juga melihat dari arah sebaliknya, hanya saja alur ceritanya menjadi kurang jelas karena yang kelihatan hanya germerlap laser shownya saja.

Saat sebelum dan sesudah pertunjukan, di depan event plaza juga ada pertunjukan live music gratis loh. Lagu-lagu yang dinyanyikan kebetulan bernuansa jazz dan itu sempat bikin kami berlama-lama di situ untuk menonton. Sempat juga mereka membawakan lagu Rasa Sayange dengan nuansa jazz juga loh. Tuh kan, lagu Indonesia emang keren. Setelah puas menikmati live music gratis, kami pun segera beranjak pulang. Selain sudah malam, kaki juga sudah pegal-pegal. Ingin segera mandi dan tidur.

Bersambung ke part 3

Allaely Hardhiani

Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!

Tinggalkan komentar