Garis Hitam Project, Merajut Harapan dari Balik Lapas Perempuan

Satu Indonesia AwardApa yang ada pada benakmu ketika mendengar tentang perempuan mantan narapida? Kemungkinan besar stereotype jelek akan muncul pada benak kamu bukan? Menjalani kehidupan dalam lapas tentu bukanlah hal mudah, apalagi bagi mereka yang bertahun-tahun menjalaninya. Saat keluar lapas pun mereka masih harus mendapatkan stigma buruk dari masyarakat meski sudah bertaubat dan menyesali perbuatannya.

Bayang-bayang masa lalu mereka pun menjadikan para eks narapidana sulit mendapatkan pekerjaan. Akibatnya, seringkali mereka akhirnya kesulitan untuk berbaur lagi dengan masyarakat dan memulai kehidupan baru. Menyedihkan sekali bukan?

Beruntung, setidaknya masih orang-orang baik yang memperhatikan mereka contohnya adalah para anggota Garis Hitam Project. Melihat keresahan para perempuan yang berada dalam lapas, bersama beberapa orang lainnya, dia lalu mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garis Hitam Project. Sebuah organisasi sosial berbasis komunitas yang bergerak di bidang pemberdayaan narapidana dan mantan narapidana perempuan. Saat ini fokusnya di Lapas Perempuan kelas 3 Mamuju

Awal Mula Terbentuk Garis Hitam Project

Menjadi eks narapida bukanlah hal mudah. Setelah keluar dari lapas, panilaian orang yang buruk tentang mantan narapidana seringkali membuat mereka kesusahan mendapatkan pekerjaan, terutama bagi narapidana perempuan. Bahkan ada eks narapida yang tetap bertahan di lapas karena tidak diterima masyarakat dan keluarganya.

Kisah tentang diskriminasi eks narapidana tersebut ternyata menyentuh hati M.Rifai yang saat itu menjadi nara sumber di Lapas Kelas III Mamuju, Sulawesi Barat. Akhirnya dia bersama ketiga sahabatnya Achmad Nur, Ulfa Purnamasari dan Muh Arifsan, mendirikan Garis Hitam Project pada 2019. Barulah kemudian setelah mengikuti Festival Inklusi di Mamuju, pada tahun 2020 terbentuklah badan hukumnya.

anak muda inspirasi

Adapun soal nama, pemilihan nama ‘Garis Hitam’ untuk memberi filosofi bahwa semua orang memiliki tanda kutib, moment dimana dia sebenarnya melanggar hukum.

“Jadi kami menegaskan semua orang itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna dan punya kesalahan masing-masing,” jelas Achmad Nur, salah satu Founder Garis Hitam Project.

Kini memiliki delapan orang sebagai pengelola harian, Garis Hitam Project Bergerak pada pemberdayaan narapidana dan mantan narapida perempuan di lapas kelas 3 Mamuju, Sulawesi Barat.

Program Garis Hitam Project

Mengkhususkan program untuk narapidana perempuan, Garis Hitam Project berusaha mengembangkan potensi para narapidana serta membangun semangat wirausaha setiap narapidana.

Dikatakan oleh Achmad Nur, Garis Hitam Project fokus pada 3 yakni, pertama menyediakan lapangan pekerjaan kepada mantan narapidana, kedua membentuk narapidana yang mandiri, dan ketiga pembentukan lingkungan ingklusi.

Para narapidana perempuan tersebut belajar berbagai macam pelatihan. Biasanya setiap program pelatihan berlangsung selama sekitar 3 bulan. Ada banyak pelatihan yang bisa mereka ikuti. Mulai dari pelatihan make up, nail art, membuat kue, menjahit, membuat tote bag, membuat gantungan kunci, menganyam tas, hingga memasak bahkan ada webinar psikologi.

program pemberdayaan perempuan

Melalui berbagai pelatihan yang diikuti tersebut, harapannya para narapidana nantinya mampu menjadi pelaku bisnis yang mampu bersaing di pasar. Mereka di ajarkan proses dari cara memulai bisnis, membuat produk hingga pemasaran.

Berkat adanya program pelatihan dari Garis Hitam Project, tak hanya menambah skill bagi narapidana saja, namun mereka juga merasa senang. Pasalnya, mayoritas dari mereka merasa bosan dengan rutinitas binaan yang ada di lapas karena hanya seputar ibadah saja.Sehingga dengan adanya Garis Hitam Project bisa memberikan suasana baru pada kehidupan mereka di lapas. Terutama bagi mereka yang sudah bertahun-tahun berada di lapas.

pemberdayaan perempuan lapas

Melalui pelatihan dari Garis Hitam Project, para narapidana perempuan meski dalam lapas mereka masih bisa tetap belajar dan produktif. Keterampilan yang mereka peroleh nantinya bisa menjadi bekal setelah keluar lapas.

Selain memberikan pelatihan keterampilan dan pengembangan diri, setiap tahunnya mereka juga menggelar festival kesetaraan. Dalam acara festival tahunan ini selain melibatkan narapidana perempuan juga melibatkan pihak lain seperti siswa/mahasiswa, karang taruna, hingga mendatangkan pemerintah daerah setempat. Terkadang ada kalanya juga Garis Hitam Project berkolaborasi dengan Lembaga lainnya misalnya Habis Maghrib Studio dan organisasi penyandang disabilitas.

Selain pemberdayaan, Garis Hitam Project juga melakukan pembangunan ingklusif atau lingkungan yang lebih terbuka, targetnya adalah anak muda dan anak sekolah dan pada khususnya untuk mantan narapidana atau narapidana itu sendiri.

Berkat Garis Hitam Project, para narapidana yang menjadi warga binaannya tidak perlu merasa cemas saat nanti keluar lapas dan Kembali ke tengah masyarakat. Bahkan menurut salah satu warga binaannya, keberadaan Garis Hitam Project membantunya secara psikologis dan juga menguatkan mentalnya sehingga dirinya siap membaur dengan masyarakat ketika keluar lapas.

Prestasi Garis Hitam Project

Berusaha menghadirkan ruang belajar, keterampilan dan pendampingan sebanyak-banyaknya, para perempuan dalam lapas juga berhak untuk sejahtera. Terlepas dari berbagai dakwaan dan stereotype yang ada, para perempuan harus tetap melanjutkan hidupnya setelah keluar lapas.

Seiring berjalannya waktu, kerja keras Garis Hitam Project pun mendapatkan apresiasi. Garis Hitam Project dengan perwakilan Achmad Nur, memenangkan SATU Indonesia Award pada tingkat provinsi tahun 2021 pada bidang kewirausahaan. Adapun produk yang mereka perkenalkan merupakan hasil karya para narapidana. Perlu kamu tahu nih, SATU Indonesia Awards adalah apresiasi Astra yang berupa ajang kompetisi bagi anak bangsa yang telah berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Masih berlanjut, Achmad Nur kembali membawa Garis Hitam Project mendapat tempat di ‘Ruang Inspirasi Astra 2023’. Selain itu pada tahun 2025 Garis Hitam Project berhasil meraih prestasi membanggakan sebagai salah satu pemenang Pertamina Foundation Muda (PFMuda) 2025. Hebat!

Berkat usahanya, dukungan dari pemerintah dan pihak lain akhirnya berdatangan. Mereka mendapatkan bantuan berupa peralatan untuk produksi roti dan pemanggang roti serta mesin jahit dari Pemerintah Kabupaten Mamuju dan Gubernur Sulawesi Barat, serta BUMN.

Tawaran kerjasama dengan Agen Tourism dari USA Radiant Life juga menghampiri. Hal ini membuat para narapidana dan eks narapidana perempuan di LPP Kelas III Mamuju bisa berinteraksi langsung dengan utusan mahasiswa pascasarjana dari USA. Ini tentu saja juga membuka peluang untuk membuka saluran pemasaran internasional dengan adanya kedatangan para mahasiswa Pasca Sarjana USA.

pemberdayaan ekonomi perempuan

Beruntung, produk hasil karya mereka mendapatkan respon penjualan yang bagus. Melalui banyak event-event pameran pula, produk-produk dari warga binaan Garis Hitam Project bisa mereka jual. Seperti pameran UMKM di Mamuju, festival Pandemic Underwater Festival 2020 dan tak lupa media sosial instagram. Adapun untuk hasil penjualannya, keuntungannya dipakai kembali untuk pemberdayaan dan kegiatan-kegiatan yang adakan Garis Hitam Project.

Berkat Garis Hitam Project, banyak mantan narapidana perempuan yang terbantu. Mereka bisa berdaya secara ekonomi dan menghilangkan stigma negatif yang telah melekat. Kepedulian Garis Hitam Project memberikan contoh pada kita bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk bangkit dan berdaya. Merajut kembali masa depan dari balik lapas bukanlah hal mustahil. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.

Allaely Hardhiani

Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Istri seorang ilustrator sekaligus ibu dari 3 orang anak luar biasa. Penyuka kopi yang suka membaca, kulineran, dan jalan-jalan. Blog ini merupakan catatan saya tentang berbagai hal. Semoga bisa bermanfaat dan selamat membaca!

Tinggalkan komentar