Pengalaman Pertama Cek Laboratorium di Puskesmas

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya, saya berniat cek laboratorium ibu hamil di Puskesmas namun ternyata di tolak. Alasannya? Karena ternyata alamat KTP saya bukan termasuk cakupan wilayah layanan Puskesmas yang saya datangi. Jadi saya nggak bisa cek lab, kecuali saya dapat surat rujukan.

Setelah gagal cek lab di Puskesmas Ngaliyan pada hari Sabtu, saya pun akhirnya ke Puskesmas Purwoyoso di hari Senin. Di drop oleh adik ipar, sekitar jam 7.30 WIB, saya pun sampai di Puskesmas. Sesampainya di sana, kondisi Puskesmas cukup ramai oleh warga yang mendaftar untuk vaksin Covid-19. Saya pun terpaksa menunggu, karena petugas di loket pendaftaran sedang kosong untuk mengurusi pendaftaran vaksin Covid.

Puskesmas Purwoyoso

Prosedur Cek Laboratorium Ibu Hamil

Pendaftaran Pasien

Alhamdulilah-nya, pasien yang mendaftar untuk pemeriksaan kesehatan hari itu hanya sedikit. Jadi sebenarnya, katanya ibu mertua, biasanya kalau mau antri daftar kita harus ambil no antrian pendaftaran terlebih dahulu. Namun saat saya datang kemarin, no.antrian tersebut nggak saya lihat. Jadi, lihat situasi saja menunggu loket bagian pendaftaran kosong. Setelah menunggu sekitar 30 menitan, saya pun akhirnya bisa mendaftar.

Puskesmas Purwoyoso
Suasana di ruang tunggu Puskesmas. Banyak orang yang mengantri untuk mendaftar vaksinasi.

Kemarin saya dilayani oleh bapak-bapak. Alhamdulillah beliau cukup baik. Saat saya bilang ingin cek lab ibu hamil dan melihat di data base bahwa kehamilan saya perlu dirujuk ke RS dan faskes pertama saya di klinik lain, beliau menanyakan apakah yakin faskes 1 BPJS saya bisa memberikan rujukan. Jika nggak bisa, beliau menyarankan untuk mengganti faskesnya ke Puskesmas saja. Pasalnya pernah ada kejadian ibu hamil yang di Puskesmas yang faskesnya nggak mau merujuk ke RS dan membuatnya harus membayar biaya persalinan sendiri yang berujung marah-marah seerta menyalahkan petugas Puskesmas. Saya lalu bilang, kalau faskes 1 saya bisa memberikan rujukan.

Ruang KIA

Setelah mendapat no. antrian, saya pun diarahkan ke bagian KIA. Sempat kebingungan pula ketika menunggu di bagian depan ruangan KIA karena nggak ada tanda-tanda apakah menunggu dipanggil atau bagaimana. Beruntung, ada suami yang sudah datang menyusul dan nggak lama kemudian dia mendengar nama saya dipanggil.

Saya pun kemudian baru ngeh kalau ada layar/monitor untuk pasien. Monitor tersebut sebenarnya berada dekat pintu masuk, namun bukan di depan pintu masuk yang saya tunggu, melainkan di pintu sebelahnya. Saya nggak paham karena nama ruangannya kurang jelas. Setelah masuk, saya pun baru tahu kalau pintu masuk tempat saya menunggu, meski masih satu ruangan namun dikunci.

Puskesmas Purwoyoso
Seharusnya saya menunggu di pintu ini, namun saya menunggu di sebelahnya kanannya.
Puksesmas Purwoyoso
Suasana di depan ruang KIA, ruang cek laboratorium ada di sebelah kanan tangga.

Selanjutnya, saya masuk ke ruangan. Karena pertama kali periksa di Puskesmas, saya terlebih dahulu diminta mengisi biodata dan dimintai foto kopi KTP suami. Untungnya suami ikut datang dan membawa fotokopi KTP. Setelah bisa dibilang di wawancara sebentar, saya pun kemudian di periksa. Selain itu saya pun mendapatkan suntik vaksin TT. Baru mendapat suntik vaksin TT sekali yaitu saat mau jadi pengantin, maka kekebalan yang saya dapat katanya sudah hilang. Sehingga saya disuruh mengulang dari awal untuk suntik vaksin TT.

Pendaftaran Cek Laboratorium

Saya lalu disuruh untuk mendaftar ke bagian laboratorium. Keluar ruang KIA, ke kanan, ruang laboratoriumnya berada di samping kanan tangga ke lanntai-2. Di bagian laboratorium, saya lalu di suruh membayar biaya cek lab terlebih dahulu ke loket bagian pendaftaran. Membawa secarik kertas berisi catatan biaya yang harus saya bayarkan, saya cukup kaget dan bingung. Gimana nggak, pasalnya di catatan tersebut hanya bertulisan biaya cek hemoglobin sebesar Rp 10 ribu.

Lantas saya kembali ke ruangan KIA. Bertanya kenapa hanya cek hemoglobin saja dan nggak ada cek darah dll. Petugas pun kemudian memberitahu, kalau nanti saya mendapatkan total 7 macam cek lab. Meski demikian, saya cukup membayar tes hemoglobin saja sebesar Rp 10 ribu. Sisanya? Dibayar pemerintah. Uhuy sekali bukan?

biaya cek lab ibu hamil di Puskesmas

Tindakan

Setelah membayar di loket, saya kembali ke ruangan laboratorium untuk diambil sampel darah dan urine. Nggak sampai 15 menit, hasil cek lab sudah keluar. Cukup cepat menurut saya. Melihat hasil cek lab, memang benar total ada 7 hasil tes. Yaitu tes hemoglobin, golongan darah, HBsAg, protein urine, reduksi urine, Sipilis dan HIV.

Konsultasi Hasil

Setelah mendapatkan hasil cek lab, saya lalu kembali ke ruangan KIA. Menunjukkan hasil cek laboratorium, saya pun mendapat penjelasan tentang hasil cek lab. Akhirnya, cek lab hari itu selesai sudah. Saat keluar ruangan, waktu menunjukkan jam 9 pagi lewat beberapa menit. Well, dari proses pendaftaran sampai selesai, terbilang cukup cepat. Hanya menghabiskan sekitar satu jam saja.

Perbedaan Cek Laboratorium Ibu Hamil di Puskesmas VS Klinik

Oh ya, dibandingkan dengan rujukan cek lab dari dokter, sebenarnya kurang lengkap dan sedikit berbeda. Namun nggak masalah sih buat saya karena secara garis besar tujuannya sama saja. Perbedaannya menurut saya hanya terletak pada detailnya. Misalnya saja, rujukan dokter disuruh cek glukosa sewaktu, namun cek lab Puskesmas hanya ada urine. Sebenarnya sama saja karena pada urine dicek reduksi urine yaitu gula dalam urine. Tujuannya sama-sama untuk mengetahui apakah ada diabetes atau nggak. Lalu ada juga TPHA dan VDRL yang pada intinya untuk mengetahui adanya penyakit Sipilis.

Jadi perbedaan cek lab di Puskesmas dan lab swasta terletak pada detailnya saja. Wajar saja jika cek lab di klinik atau lab swasta lebih mahal, karena terdapat perbedaan metode dalam cek lab-nya. Mirip seperti tes covid, ada yang pakai metode PCR, ada yang pakai antigen. Namun keduanya sama-sama untuk mendeteksi adanya Covid. Well, tentunya yang lebih akurat hasilnya, lebih mahal biayanya. Tinggal pilih saja mau tes covid pakai yang mana di rumah sakit penyedia tes covid yang ada di sekitar kalian.

So, kalau kalian sendiri bagaimana, pernahkan punya pengalaman cek laboratorium di Puskesmas?

3 pemikiran pada “Pengalaman Pertama Cek Laboratorium di Puskesmas”

  1. Pernah kak, aku lagi hamil juga dan kemaren tes laboratirum di Puskesmas. Alhamdulillah prosesnya gampang aja sih, dan lengkap juga. Ditambah ternyata ngga pakai bayar sama sekali karena pakai BPJS, cuma rada lama aja karena kebetulan hari itu yang mau tes laboratorium juga banyak.

    Balas

Tinggalkan komentar